Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Muda Dominasi Investor Pasar Modal di Sumbar

Sampai Oktober 2022 itu, sebanyak 140.162 masyarakat di Sumbar telah ikut berinvestasi di pasar modal.
Karyawati mengamati pergerakan harga saham./Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawati mengamati pergerakan harga saham./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, PADANG - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal di Provinsi Sumatra Barat meningkat cukup pesat bila dibandingkan dari tahun ke tahun.

Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumbar Early Saputra mengatakan sepanjang tahun 2021 terdapat 106.528 Single Investor Identification (SID) di Sumbar.

Sementara di tahun 2022 dengan posisi hingga Oktober telah mencapai 140.162 SID dengan nilai transaksi efek ekuitas mencapai Rp13,5 triliun lebih.

Dari jumlah tersebut menyatakan bahwa jumlah SID hingga Oktober 2022 saja telah melampaui jumlah SID sepanjang tahun 2021 lalu.

"Jumlah 140.163 SID itu akumulasi keseluruhan efek, termasuk investor reksadana. Alhamdulillah dari 2011 sampai saat ini selalu terjadi peningkatan jumlah investor," katanya, Jumat (25/11/2022).

Artinya sampai Oktober 2022 itu, sebanyak 140.162 masyarakat di Sumbar telah ikut berinvestasi di pasar modal.

Dikatakannya dari jumlah 140.162 SID itu, 60% lebih investor pasar modal berusia 30 tahun ke bawah atau masih tergolong usia muda.

"Jadi usia muda memang mendominasi investor saham di Sumbar. Hal ini menandakan literasi investasi di pasar modal meningkat," ujarnya.

Sementara bila dilihat usia, yang terendah ikut pasar modal adalah usia 60 tahun ke atas yakni 2,76%. Serta yang terendah selanjutnya berusia rentang 51-60 tahun.

"Pada posisi hingga Oktober 2022 usia 51-60 tahun itu persentase nya hanya 5,18 persen dari 140.162 SID. Jadi memang kecil. Kalau usia 30 tahun ka bawah bahkan mencapai 60 persen," tegasnya.

Early juga merinci nilai transaksi efek ekuitas tahun 2022 di Sumbar, Januari Rp1,3 triliun, Februari Rp1,5 triliun, Maret Rp1,8 triliun, April Rp1,5 triliun, Mei Rp1,1 triliun, Juni Rp1,5 triliun, Juli Rp 348,7 miliar, Agustus Rp1,6 triliun, September Rp1,5 triliun, dan Oktober sebesar Rp1 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper