Bisnis.com, PALEMBANG – Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM perlu melakukan inovasi serta mengasah kreativitas agar produknya berbeda hingga bisa bersaing di pasar yang kompetitif.
Annanda Pragamatari tampak teliti menyusun kemasan pempek di meja rumahnya. Tak seperti bungkus pempek yang biasanya dijual di restoran, produk berlabel Pempek Bu Nan itu dikemas lebih modern menggunakan standing pouch (kemasan berdiri).
Bagi perempuan berusia 39 tahun itu, kemasan merupakan faktor penting untuk produk makanan yang ia buat. Pasalnya, Annanda menyasar pasar yang tak terpaku di Kota Palembang, melainkan tembus luar kota hingga mancanegara.
“Saya berpikir bagaimana agar pempek ini mudah untuk dibawa kemana-mana, simpel, menarik dan mudah dibagikan jika menjadi oleh-oleh,” katanya saat ditemui Bisnis, baru-baru ini.
Menggeluti usaha kuliner khas Kota Palembang itu sejak 2019 lalu, Annanda menyadari bahwa produknya harus berbeda dengan yang lain. Sehingga ia memprioritaskan kemasan produk selain juga mengandalkan cita rasa produk berbahan baku ikan tersebut.
Keseriusan Annanda membuat produknya lebih menarik ternyata juga harus dibarengi dengan modal besar. Bahkan ibu rumah tangga itu mengaku kemasan merupakan komponen besar dalam biaya produksi Pempek Bu Nan.
Baca Juga
Kini Annanda bisa dibilang sudah memetik hasil, di mana ia bisa menjual pempek sebanyak 100 kemasan per bulan. Setiap kemasan berisi lima buah pempek yang dibanderol Rp25.000.
Annanda mengaku bahwa pempek BuNan, yang kini merupakan mitra binaan Ditjen Perbendaharaan Kanwil Sumsel tersebut, sudah melanglang buana ke Vietnam, Australia dan Hong Kong.
“Bulan Desember nanti, ada juga buyer yang mau membawa pempek produksi saya ke Belanda,” katanya.
Dia menjelaskan kemasan yang juga kedap udara itu membuat daya tahan pempek bisa selama 3 hari – 4 hari perjalanan dengan suhu ruangan.
Jadikan Pempek Makanan Universal
Langkah yang dilakukan Annanda, selaku pelaku UMKM pempek, sejalan pula dengan misi Asosiasi Pengusaha Pempek (ASPPEK) untuk menjadikan pempek sebagai makanan yang universal.
Ketua ASPPEK Palembang Yenni Anggraini mengatakan pihaknya berupaya agar pempek tidak hanya diminati warga Palembang melainkan seluruh masyarakat di Tanah Air hingga mancanegara.
“Makanya kami selalu menggelar expo atau pameran untuk mengenalkan pempek di berbagai kota, dan Alhamdulillah minat pengunjung sangat tinggi. Pernah kami bawa 40 brand pempek dan semuanya ludes,” katanya.
Menurut Yenni, kemasan merupakan bagian dari faktor untuk membawa pempek menjadi makanan universal.
“Kemasan itu wajah dari produk. Jika kemasannya cantik maka brand-nya juga semakin dikenal dan itu bisa berdampak terhadap pemasaran yang berujung peningkatan omzet,” paparnya.
Dia menilai pelaku usaha pempek saat ini sudah menyadari pentingnya kemasan produk. Apalagi, bagi mereka yang memasarkan produk secara digital.
Namun demikian, Yenni menambahkan, pelaku UMKM pempek perlu memastikan kemasan yang dipakai tak hanya menarik, tetapi juga aman untuk produk pangan.
Oleh karena itu, menurut dia, UMKM perlu terus diberikan pelatihan dan edukasi mengenai pengembangan usahanya, termasuk kemasan yang baik.