Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tujuh Pabrik Kelapa Sawit di Sumut Tutup

Berdasar informasi yang dihimpun, setidaknya sudah 68 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Indonesia tutup akibat kesulitan menjual CPO. Tujuh di antara PKS tersebut berada di Sumatra Utara.
Ilustrasi pabrik CPO./ Antara
Ilustrasi pabrik CPO./ Antara

Bisnis.com, MEDAN - Sengkarut ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan harga Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dalam negeri membuat industri sektor ini rontok.

Berdasar informasi yang dihimpun, setidaknya sudah 68 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Indonesia tutup akibat kesulitan menjual CPO. Tujuh di antara PKS tersebut berada di Sumatra Utara.

"Ada sekitar tujuh pabrik yang tutup," ujar Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sumatra Utara Gus Dalhari Harahap kepada Bisnis, Selasa (12/7/2022).

Dalhari menjelaskan tujuh pabrik tersebut tutup lantaran kesulitan menjual CPO sesuai harga normal. Sehingga mereka berhenti beroperasi untuk menerima TBS kelapa sawit dari perkebunan.

"Alasannya seperti itu, tapi mereka menjual maunya tetap harga tinggi," kata Dalhari.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumatra Utara Alexander Maha juga mendengar kabar tujuh PKS di Sumatra Utara telah tutup.

"Infonya memang seperti itu, sudah ada yang tutup," kata Alexander kepada Bisnis.

Menurut Alexander, kondisi itu tak lepas disebabkan berbagai kebijakan pemerintah saat ini yang dirasa begitu membebani mereka.

Perusahaan yang tidak ikut dalam program Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH) dikenakan tiga tarif ekspor sekaligus.

Antara lain Bea Keluar senilai US$288 per ton CPO, pungutan ekspor US$200 per ton CPO dan tarif tambahan flush out senilai US$200 per ton CPO. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan pengusaha mencapai US$688 per ton.

Jika estimasi satu dolar seharga Rp15.000, maka dengan kata lain pengusaha mesti membayar total pungutan Rp10.000 per kilogram CPO. "Beban-beban pungutan itu terlampau besar," kata Alexander kepada Bisnis.

Menurut Alexander, biaya ekspor CPO dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Namun tarifnya melonjak tajam pada tahun ini. Khususnya setelah dan sesudah pemerintah menerbitkan larangan ekspor baru-baru ini.

Pada Juli 2019, total tarif ekspor yang mesti dikeluarkan eksportir CPO dalam negeri hanya US$50 per ton. Sedangkan harga CPO dunia kala itu masih US$453 per ton.

Tarif ekspor kemudian meningkat pada Juli 2020 menjadi US$55 per ton dengan harga CPO dunia US$523 per ton. Pada Juli 2021, tarif ekspor kembali meningkat menjadi US$291 per ton dengan harga CPO US$723 per ton. Lonjakan tinggi terjadi pada Juli 2022. Tarif ekspor CPO menjadi US$688 per ton dan harga CPO US$535 per ton.

"Artinya pada tahun ini banyak kali dikutip pemerintah," kata Alexander.

Terpisah, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Pemprov Sumatra Utara Zulkifli Annoor Hasibuan mengatakan bahwa sejumlah PKS di Sumatra Utara tutup bukan karena bangkrut. Namun karena tidak lagi menampung TBS dari perkebunan. Alasannya karena stok CPO di tangki telah penuh.

"Kalau tutup tidak tapi karena tangki CPO-nya penuh, jadi tidak menerima lagi TBS perkebunan," kata Zulkifli kepada Bisnis.

Di sisi lain, Zulkifli mengungkapkan bahwa harga TBS kelapa sawit di Sumatra Utara sampai saat ini masih rendah dibanding harga normal sebelumnya.

TBS kelapa sawit di tingkat petani dihargai sekitar Rp600 - Rp1.000 per kilogram. Sedangkan di tingkat PKS harganya Rp1.200 - Rp1.600 per kilogram. Harga TBS kepala sawit terendah ada di Kabupaten Tapanuli Selatan. Harganya bahkan sempat menyentuh Rp500 per kilogram di tingkat petani.

Sedangkan tertinggi di Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Labuhan Batu Utara. Harganya sekitar Rp1.000 - Rp1.200 per kilogram di tingkat petani. "Sudah kurang lebih sebulan ini," kata Zulkifli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper