Bisnis.com, MEDAN - Seorang bayi berusia delapan bulan asal Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, sempat diduga terjangkit hepatitis misterius yang belakangan jadi buah bibir di tengah masyarakat.
Bayi tersebut kini dirawat di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Anak RSUP Adam Malik.
Awalnya, bayi tersebut mengalami gejala yang dianggap serupa dengan hepatitis akut. Seperti mual, muntah, diare, demam dan kulit badan yang menguning.
Namun berdasar hasil tes, Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) atau enzim Aspartate aminotransferase (AST) maupun Serum Glutamic Provider Transaminase (SGPT) atau alanine aminotransferase (ALT) bayi tersebut sempat turun sejak sekitar dua hari lalu.
Dengan demikian, kecil kemungkinan bayi tersebut terjangkit hepatitis akut. Sebab, menurut Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumatra Utara Ismail Lubis, penderita hepatitis akut memiliki kadar SGOT dan SGPT yang tinggi.
"Yang di RSUP Adam Malik masih dirawat. Yang menentukan orang kena hepatitis akut itu enzim SGOT dan SGPT-nya tinggi. Di atas 500. Tapi selama punya bayi itu turun, sudah 200. Makanya tadi konfirmasi ke anggota saya tanya, katanya tidak hepatitis," kata Ismail kepada Bisnis, Selasa (10/5/2022).
Walau diperkirakan bukan hepatitis akut, lanjut Ismail, pihaknya akan tetap menunggu hasil uji laboratorium terhadap spesimen sang bayi.
"Jadi artinya, penyakit yang dialami bayi itu tidak mengarah ke sana (hepatitis akut). Tapi kita tunggu saja, spesimen bayi itu sudah dibawa ke UI, nanti yang menentukan hasilnya komite khusus atau ahli," kata Ismail.
Selain bayi delapan bulan yang kini dirawat di RSUP Adam Malik, menurut Ismail, satu bayi lainnya juga diduga bukan terjangkit hepatitis. Bayi yang dimaksud berusia dua tahun. Dia sudah meninggal dunia sekitar sepuluh hari lalu usai dirawat di RS Santa Elisabeth Medan.
Sebelum meninggal, bayi asal Kota Medan itu juga diduga terjangkit hepatitis misterius.
"Tapi tadi, setelah anggota saya koordinasi dengan dokter anak, katanya kedua suspek itu sama-sama bukan hepatitis akut," kata Ismail.
Untuk mengetahui seseorang terjangkit hepatitis atau tidak, kata Ismail, diperlukan empat jenis pemeriksaan. Yakni pemeriksaan swab adenovirus, lalu pemeriksaan whole blood atau pemeriksaan darah, kemudian pemeriksaan tinja dan yang terakhir pemeriksaan urine.
"Tapi yang meninggal itu statusnya masih suspek," kata Ismail.
Direktur Utama RSUP Adam Malik Zainal Safri menjelaskan bahwa bayi berusia delapan bulan itu awalnya dirujuk oleh RS Santa Elisabeth Medan pada Sabtu (7/5/2022) lalu. Sebelum sepekan dirawat rumah sakit tersebut, sang bayi juga sempat memeroleh pengobatan di RS Grand Medistra Lubuk Pakam.
"Jadi setelah seminggu dirawat di RS Santa Elisabeth, kemudian dirujuk ke sini," kata dr Zainal.
Zainal mengatakan, bayi itu memang mengalami gejala yang mirip hepatitis. Hasil uji laboratorium juga mengindikasikan adanya kemungkinan tersebut.
"Dan sekarang memang keadaannya persis seperti gejala hepatitis dan hasil lab yang mendukung ke arah itu. Sementara ini kami rawat di ruang PICU Anak," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Penanganan Hepatitis RSUP Adam Malik Ade Rachmat Yudi Yanto juga membeberkan hal serupa.
Menurut Ade, gejala yang dialami bayi tersebut memiliki kesamaan dengan gejala hepatitis. Seperti demam, badan menguning dan diare. Oleh sebab itu, Ade menganggap kasus suspek ini patut diwaspadai.
"Kemudian berdasar diagnosa awal melalui pengecekan darah, geokimia liver-nya meningkat 500 unit per liter," ujar Ade.