Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1,8 Juta Perantau Sumbar Bakal Mudik Lebaran 2022

Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan 1,8 juta perantau itu diperkirakan sebagian besar melakukan mudik menggunakan jalur darat.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, PADANG - Sebanyak 1,8 juta perantau asal Provinsi Sumatra Barat diperkirakan bakal melakukan mudik lebaran 2022.

Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan 1,8 juta perantau itu diperkirakan sebagian besar melakukan mudik menggunakan jalur darat.

"Kami memperkirakan jumlah perantau yang akan kembali ke kampung halaman mencapai 1,8 juta orang. Kemungkinan mereka pulang menggunakan jalur darat, karena tiket pesawat lagi naik," katanya, Senin (18/4/2022).

Dia menyebutkan mengingat akan tingginya mobilitas arus lalu lintas, Pemprov Sumbar telah mulai melakukan persiapan perbaikan jalan yang rusak.

Mahyeldi menegaskan telah meminta kepada Dinas PU Sumbar untuk segera melakukan perbaikan jalan yang rusak. Terutama untuk jalan-jalan utama, seperti jalan kabupaten, provinsi, dan nasional.

"Secara umum dari perbatasan Sumbar - Riau dan Sumbar - Bengkulu jalan sudah bagus. Namun masih ada beberapa titik yang terdapat jalan berlubang," ujarnya.

Selain perlu untuk perbaikan jalan, Mahyeldi menyatakan juga telah meminta kepada pemerintah nagari/desa untuk mempersiapkan objek wisata di masing-masing desa.

Menurutnya perlu untuk mempersiapkan objek wisata di masing-masing desa itu, sehingga bisa terjadi pemerataan ekonomi. "Selama ini dampak libur lebaran itu di tempat-tempat wisata yang populer saja. Nah melalui desa wisata itu, bisa merata dampak ekonominya," sebut gubernur.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda mengatakan pihaknya telah menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten dan Kota untuk benar-benar menyiapkan objek wisata, serta memastikan penerapan protokol kesehatan.

"Ada sekitar 300 desa wisata saat ini ada tersebar di seluruh objek wisata di Sumbar. Ratusan objek wisata itu beragam, ada yang arum jeram, tempat mandi, ekowisata, dan wisata alam lainnya," ujar Budi.

Dikatakannya 1,8 juta perantau itu bentuk telah mulai membaiknya kondisi pandemi Covid-19. Sehingga mudik lebaran sudah diperbolehkan, dan tentunya ada syarat-syarat tertentu.

"Memang kita memperkirakan akan terjadi lonjakan wisatawan. Kalau melihat pada lebaran sebelum pandemi, rata-rata momen lebaran itu jumlah wisatawan di Sumbar mencapai angka 12 ribu orang," ujarnya.

Budi menyebutkan dengan kondisi dua tahun lama nya tidak bisa untuk mudik lebaran, dan kini telah boleh mudik dan bahkan cuti hingga 10 hari kerja, maka lonjakan pengunjung ke Sumbar bisa sama seperti sebelum pandemi melanda Ranah Minang.

"Kalau di masa pandemi yakni 2020 dan 2021 kemarin itu, sekitar 5.000 ribu hingga 7.000 orang saja pengunjung ke Sumbar pada momen lebarannya. Dan itu merupakan pengunjung lokal saja atau antar kabupaten dan kota di Sumbar. Karena ada kebijakan PSBB di tahun 2020 dan lalu PPKM di tahun 2021, jadi ruang mobilitas jadi terbatas," katanya.

Kini dengan telah bolehnya mudik dan cuti dengan waktu yang cukup panjang, pariwisata diharapkan akan bangkit dan kembali bergairah. Namun persyaratan vaksinasi dan protokol kesehatan tentu masih menjadi hal yang harus patuhi oleh wisatawan.

"Kalau bicara penginapan, Sumbar ini jumlah kamar hotel berbintang saja mencapai 6.000 dan non berbintang sekitar 3.500 kamar. Jadi bagi perantau atau wisatawan yang memanfaatkan hotel, saya rasa sudah cukup itu," sebut Budi. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper