Bisnis.com, PEKANBARU — PT Hutama Karya (Persero) menyatakan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) ruas Pekanbaru - Bangkinang akan segera dioperasikan dalam waktu dekat. Saat ini progres pembangunan fisiknya telah mencapai 96 persen.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan sejauh ini, situasi di lapangan ruas tol Pekanbaru - Bangkinang hanya menyisakan pekerjaan minor dan membutuhkan waktu perawatan.
"Setelah proses ini selesai akan dilanjutkan dengan tahapan Uji Laik Fungsi (ULF). Adapun progres konstruksi Tol Pekanbaru - Bangkinang sepanjang 31 Km saat ini telah mencapai 96 persen dan progres lahan mencapai 97 persen," ujarnya Minggu (30/1/2022).
Dia menuturkan perseroan terus melakukan upaya terbaik dalam menyelesaikan Tol Pekanbaru - Bangkinang, sehingga tol ini dapat segera dioperasionalkan untuk masyarakat sekitar di Provinsi Riau.
Sementara itu Kantor Wilayah Kementerian Agraria Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), mengklaim telah menyelesaikan 95 persen pembebasan lahan milik masyarakat pada pembangunan jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang.
Kemudian sisanya 5 persen lagi masih belum bisa dibebaskan, karena menunggu izin pembebasan kawan hutan milik negara, melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Baca Juga
Kepala Kanwil BPN/ATR Riau, M Syahrir mengatakan, dari 95 persen lahan yang telah dibebaskan itu, sebesar 69 persen di antaranya telah dilakukan pembayaran. Sedangkan sisanya 26 persen lagi, sudah melalui tahapan musyawarah, atau sudah ada kata sepakat pemilik lahan untuk dilakukan pembayaran secara bertahap.
“Jalan tol sepanjang 40 kilometer saat ini sudah selesai pembebasan lahannya 95 persen. Semua masyarakat yang lahannya terkena pembangunan jalan tol tersebut, 69 persennya sudah dibayarkan. Memang masih ada 26 persen lagi yang belum dibayarkan, tapi sudah musyawarah tinggal pembayaran,” ujarnya.
Dijelaskannya, untuk pembebasan lahan di kawasan hutan hingga kini masih belum keluar izinnya. Sehingga pembangunan jalan tol tersebut terputus di daerah Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar. Pihaknya menargetkan pada Maret mendatang, jika tidak juga keluar izin pembebasan lahan di kawasan hutan, maka pintu masuk tol Pekanbaru - Bangkinang sementara akan dibuka di Desa Sungai Pinang, Kampar.
“Rencananya kan akan diresmikan Presiden pada Maret mendatang. Bisa saja nanti pintu masuk sementara tol Pekbang ini di Desa Sungai Pinang, kalau tak salah posisinya Sta 10 atau dekat SPN Riau, sekarang masih dalam pembangunan. Total lahan yang belum clear itu sekitar 2,9 kilometer di Desa Rimbo Panjang, atau sekitar 68 bidang lagi,” ujarnya.
Syahrir mengatakan dalam proses pembebasan lahan jalan tol ini, banyak kendala yang dihadapi saat bernegosiasi dengan masyarakat. Bahkan ada beberapa proses pembebasan bidang lahan yang terpaksa masuk dalam ranah pengadilan, dan uang pembebasan lahan akhirnya dititipkan di pengadilan Bangkinang.
“Lahan warga yang terdampak di konsesi tol Pekanbaru - Bangkinang dan sampai pengadilan ada sekitar 88 bidang. Anggarannya sudah dititipkan di Pengadilan Bangkinang. Tapi sekarang masyarakatnya sudah mulai mengambil uang pembebasan lahan yang dititipkan di pengadilan, mudah-mudahan masyarakat sudah mengambil semua."
Adapun, menurut data Hutama Karya, proyek jalan tol ruas Pekanbaru–Bangkinang memiliki panjang sekitar 40 kilometer. Ruas itu merupakan bagian dari jalan tol Pekanbaru–Pangkalan sepanjang 64 kilometer dengan estimasi investasi mencapai Rp11,61 triliun.