Bisnis.com, MEDAN - Secara umum, kelompok bahan makanan yang masih terus menjadi faktor pendorong utama fluktuasi inflasi maupun deflasi di Sumatra Utara adalah cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, minyak goreng dan bawang merah.
Khusus minyak goreng, belakangan ini mengalami kenaikan harga signifikan seiring harga minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) global yang semakin mahal.
Oleh karena itu, Bank Indonesia menyarankan agar pemerintah daerah menggandeng swasta untuk terlibat dalam upaya stabilisasi harga pangan seperti menggelar pasar murah bersama produsen minyak goreng.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara Soekowardojo pada Rapat Koordinasi Provinsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatra Utara 2021 di Medan, Selasa (30/11/2021).
"Di sisi lain, tingginya harga minyak goreng menjadi faktor penahan penurunan laju inflasi lebih dalam. Tren kenaikan CPO global yang masih berlanjut menjadi pemicu utama kenaikan harga minyak goreng," kata Soeko.
Secara tahunan, inflasi Sumatra Utara rata-rata tercatat lebih rendah dari tiga tahun terakhir sebesar 2,09 persen (yoy). Pada Oktober 2021, Sumatra Utara mencatat deflasi -0,06 persen (mtm) atau 0,77 persen (ytd) dan 1,86 persen (yoy). Realisasi ini di bawah inflasi nasional sebesar 0,12 persen (mtm).
Menurut Soeko, andil inflasi bahan makanan terpantau relatif stabil dan masih dalam rentang sasaran nasional. Adapun penurunan tekanan inflasi didorong oleh penurunan yang terjadi di pada komoditas cabai merah, emas perhiasan dan bawang merah.
Berdasar data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga komoditas pangan strategis di Sumatra Utara juga terpantau relatif stabil. Adapun fluktuasi harga masih dalam batas kewajaran, kecuali untuk minyak goreng yang hingga hari ini masih menunjukkan tren kenaikan secara konsisten.
"Melihat perkembangan tersebut, agar TPID segera melakukan sinergi dan koordinasi untuk meredam tingginya harga minyak goreng. Salah satunya berkolaborasi dengan produsen utama minyak goreng sebagaimana arah kebijakan dan rekomendasi nasional," kata Soeko.
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah Pemprov Sumatra Utara Afifi Lubis mengatakan bahwa pihaknya telah mengajak produsen minyak goreng menggelar operasi pasar untuk meredam gejolak kenaikan harga.
"Inflasi sampai akhir tahun mungkin akan dipengaruhi naiknya harga minyak goreng. Kami dari pemerintah provinsi sudah mengajak produsen minyak goreng untuk melakukan operasi pasar. Semoga ini membantu gejolak kenaikan harga minyak goreng saat ini," kata Afifi.
Menurut Afifi, konsumsi masyarakat akan meningkat karena Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu, dia meminta para produsen bahan pangan memastikan ketersediaan.
"Perlu pengawasan dari Satgas Pangan agar tidak ada penimbunan. Dan kami akan kampanye di media massa untuk belanja bijak bagi konsumen di masa Natal dan Tahun Baru agar tidak buying panic," kata Afifi.