Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir menyatakan kebakaran hutan dan lahan menjadi penyebab utama rusaknya ekosistem gambut di daerah tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ogan Komering (OKI) Aris Apani mengatakan sebetulnya terdapat empat penyebab utama degradasi ekosistem gambut.
“Akan tetapi yang menjadi penyebab utama adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” katanya saat lokakarya penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut (RPPEG) OKI, di Palembang, Kamis (11/11/2021).
Aris memaparkan bahkan karhutla tersebut juga menyebabkan degradasi habitat alami yang tak terkendali di lahan gambut.
Dia menambahkan, penyebab lainnya adalah konflik sosial kepemilikan lahan dan pengelolaan lahan yang tidak ramah gambut.
“Kami menemukan penyebab-penyebab itu berdasarkan pengalaman langsung di lapangan,” katanya.
Diketahui, Kabupaten OKI merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi karhutla di Sumsel. Hal tersebut tercermin sejak kurun 2014 hingga 2020, karhutla seakan tak pernah absen terjadi di daerah itu.
Puncaknya pada 2015 lalu di mana seluas 316.472 hektare hutan dan lahan di OKI terbakar. Hingga, Presiden RI Joko Widodo pun mengecek langsung ke lokasi terjadinya karhutla.
Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Sumsel, Wilman, mengatakan lahan gambut di OKI mendominasi dari total luasan gambut provinsi itu.
Berdasarkan data DLHP Sumsel, luas ekosistem gambut di Sumsel mencapai 2,09 juta ha yang tersebar di tujuh provinsi. Dari total luasan tersebut, sebanyak 1,03 juta ha atau 49,28% berada di Kabupaten OKI.