Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I mengklaim menyalurkan minyak ke SPBU di Kota Padang sesuai kuota. Perusahaan menilai antrean mengular disejumlah SPBU lebih disebabkan adanya lonjakan pembelian.
Nurhidayanto, Pjs. Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR I menyebutkan antrean panjang di SPBU terjadi setelah dibukanya akses pembatasan angkutan yang masuk ke Sumatra Barat setelah Idul Fitri lalu. Dia mengklaim penyaluran solar bersubsidi di wilayah ini dari pertamina relatif normal yakni 220 kiloliter per hari.
“Penyaluran solar bersubsidi dalam kondisi normal, rata-rata sebesar 220 Kiloliter (KL) per hari di Kota Padang. Khusus kemarin penyaluran Solar sudah tembus sebanyak 230 kilolitet dan stok solar masih tersedia,” katanya seperti dilansir Antara, Kamis (17/6/2021).
Dia menjelaskan aturan konsumsi solar subsidi berdasarkan kebijakan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) yakni kendaraan bermotor perseorangan roda empat paling banyak 60 liter per kendaraan.
Kemudian kendaraan bermotor umum angkutan orang atau barang roda empat paling banyak mengisi 80 liter per kendaraan.
Sementara itu untuk kendaraan bermotor umum angkutan orang atau barang roda enam paling banyak mengisi 200 liter per hari per kendaraan.
“Sebanyak 109 SPBU yang sudah terdigitalisasi, dan melakukan input rekap langsung pengisian solar bersubsidi sesuai yang ditetapkan BPH Migas,” kata dia.
Nurhidayanto mengatakan pihaknya telah meminta pihak Polsek dan Dinas Perhubungan setempat agar SPBU di dalam Kota Padang yang ada solarnya hanya melayani penjualan Solar pada malam hari saja.
"Selain itu, pengendalian konsumsi solar sudah diterapkan di seluruh SPBU Sumbar. Kita juga menerapkan ketentuan pencatatan nopol” katanya.
Nurhidayanto berharap masyarakat mulai beralih ke bahan bakar berkualitas pengganti solar seperti Dexlite maupun Pertamina Dex yang sudah tersedia di SPBU Pertamina.
"Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu alokasi kuota konsumen yang berhak atas solar subsidi," kata dia