Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mardoton Berpotensi jadi Magnet Wisata Pulau Samosir

Mardoton merupakan cara menangkap ikan yang dilakukan sejak puluhan tahun lalu oleh para leluhur di kawasan Danau Toba.
Ilustrasi/facebook-laketoba.samosir
Ilustrasi/facebook-laketoba.samosir

Bisnis.com, MEDAN - Mardoton atau kegiatan menangkap ikan dengan sampan kecil di tengah danau bisa menjadi hal yang eksotis bagi para wisatawan.

Itu sebabnya, Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah (Ijeck) menyatakan festival menangkap ikan 'Mardoton' di Desa Tuktuk Siadong, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara memiliki potensi menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Samosir

"Ini merupakan magnet bagi para pengunjung untuk datang ke Samosir. Apalagi festival kebudayaan ini sudah dari dahulu, yaitu tradisi bagaimana cara menangkap ikan secara tradisional," kata Ijeck saat menghadiri Festival Mardoton di Desa Tuktuk Siadong, Kabupaten Samosir, Sabtu (13/3/2021). 

Festival Mardoton kali ini jatuh pada Bulan Sipaha Sada (bulan pertama) pada Penanggalan Kalender Batak. Festival ini digelar di sepanjang bibir Pantai Tuktuk, Kabupaten Samosir.

Festival digagas oleh pemuda setempat untuk menampilkan wajah lain Danau Toba. Ijeck mengapresiasi kreativitas anak muda Samosir memperkaya destinasi pariwisata di Kabupaten tersebut. 

"Ke depan dengan festival ini, anak-anak kita punya edukasi dan pemahaman tentang tradisi dan budaya masyarakat zaman dahulu. Sehingga tidak hilang dengan berjalannya waktu. Kita harapkan seluruh daerah di Sumatra Utara juga mengembangkan potensi kebudayaannya masing-masing," imbuhnya.

Perwakilan Komunitas Anak Tao Febry Tua Siallagan menyampaikan festival ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan, di antaranya, Focus Group Discussion (FGD), pembentukan Komunitas Pardoton, perlombaan Manopong Doton, edukasi ekosistem Danau Toba dan pameran kuliner.

"Ada juga penaburan 20.000 benih ikan mujair dan 200 benih ikan endemik Danau Toba, lomba menghias solu (perahu), pameran kuliner ikan Danau Toba dan pemutaran film semi dokumenter "Ahu Pardoton" serta penanaman 100 bibit pohon," jelasnya.

Sementara  itu, sesepuh di Desa Tuktuk Siadong Oppu Disnan Sigiro menuturkan Mardoton merupakan cara menangkap ikan yang dilakukan sejak puluhan tahun lalu oleh para leluhur di kawasan Danau Toba.

Pada mulanya, Mardoton menggunakan bubu, kemudian berkembang dan masyarakat mulai akrab menggunakan doton (jaring). Jaring ini berbahan kain dan dirajut menjadi mata jaring dalam berbagai ukuran. 

Dalam festival ini juga ada kegiatan menurunkan perahu ke Danau Toba, sebelum dipakai menangkap ikan atau Mandaram. 

"Ada prosesi tertentu agar solu membawa keberuntungan pada pengguna. Membuat sesajian dari tepung beras untuk media doa kepada Tuhan Sang Pencipta melalui Namboru Saneang Naga Laut. Saneang Naga Laut, menurut orang Batak sebagai Dewi Air yang diwakilkan perwakilan Tuhan sebagai pemberi berkat yang berkuasa di Air," ujar Oppu Disnan Sigiro. 

Sementara itu, dikutip dari akun LAKETOBA.SAMOSIR di facebook.com, disebutkan bahwa mardoton adalah kegiatan menangkap ikan dengan sampan kecil yang biasanya dilakukan kaum lelaki di Pulau Samosir pada saat subuh.

Proses menangkap ikan dilakukan dengan menggunakan jala/jaring dan biasanya hanya berlangsung sekitar 2 jam sampai matahari terbit, sebelum mereka mengerjakan sawah atau ladang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper