Bisnis.com, PALEMBANG – Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla berpotensi kembali terjadi pada tahun ini di Sumatra Selatan merujuk pada prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG.
BMKG menyebutkan bahwa Sumsel mengalami musim kemarau normal pada tahun ini, sama halnya dengan tahun 2019 di mana terjadi karhutla yang cukup banyak.
Kepala Stasiun Klimatologi Palembang, Hartanto, mengatakan pihaknya memprediksi Sumsel masuk musim kemarau pada awal Mei dasarian ketiga.
“Sifat musim kemarau pada tahun ini adalah normal, lebih kering dari 2020 dan akan menyerupai atau sedikit lebih basah dengan kondisi pada tahun 2019,” katanya, Selasa (9/3/2021).
Hartanto menjelaskan, kondisi sangat kering atau hari tanpa hujan akan terjadi selama 60 hari atau dua bulan.
Pihaknya terus menggaungkan agar pihak dapat mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi di peralihan musim kemarau yang ditandai oleh kelembapan yang rendah, angin yang cukup kuat, dan curah hujan yang cukup rendah.
Baca Juga
“Ketiga unsur ini akan saling menguatkan untuk terjadinya kebakaran, jika terjadi kebakaran akan mempersulit upaya pemadaman,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait harus waspada terhadap potensi karhutla, juga kebakaran di kawasan permukiman.
Menurutnya, prediksi tersebut juga dapat menjadi upaya dalam mencegah bencana karhutla, serta dapat mengoptimalisasikan personil dan peralatan untuk mengantisipasi terjadinya bencana tersebut.
“Daerah harus waspada lebih dini, utamanya pada titik-titik lokasi rawan terjadinya bencana karhutla. Agar jangan sampai terjadi kebakaran baru bergerak, melainkan dapat mengantisipasi lebih awal,” ucapnya.