Bisnis.com, PALEMBANG – Ekspor komoditas kopi asal Provinsi Lampung tercatat meningkat sepanjang tahun 2020 meskipun di tengah masa pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Kantor Wilayah Bea Cukai Sumatra Bagian Barat (Sumbagbar), ekspor kopi dari Pelabuhan Panjang mencapai 235.922 ton naik 10 persen dibanding tahun 2019. Angka tersebut setara dengan Rp5,22 miliar atau naik 11,2 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kanwil Bea Cukai Sumbagbar juga melaporkan bahwa ekspor kopi dilakukan oleh 28 eksportir dengan pasar hingga ke 40 negara tujuan.
Reinaldi Ulubelu, Direktur PT Intra Niaga Mulia, perusahaan eksportir kopi di Lampung, mengatakan Lampung merupakan salah satu muara perdagangan kopi di Tanah Air.
“Kami paling banyak mengekspor ke negara di Eropa dan Asia Tenggara. Sisanya ada ke Maroko dan Korea,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (9/3/2021).
Dia menjelaskan pandemi Covid-19 memang sempat menghambat perdagangan kopi. Namun demikian, eksportir menilai situasi masih bisa teratasi.
“Tahun lalu kami masih dapat mengekspor 6.000 ton kopi. Kami optimistis ekspor tahun ini bisa lebih baik,” katanya.
Reinaldi memaparkan kopi yang diekspor merupakan jenis robusta. Sebetulnya, kata dia, kopi tersebut tak hanya berasal dari Lampung.
Pihaknya juga mendapat suplai kopi dari petani di Sumatra Selatan (Sumsel), Jambi dan Bengkulu.
“Kopi dari Lampung dan Sumsel sama banyaknya. Cuma memang kami lebih memilih ekspor dari Lampung ketimbang Palembang,” kata dia.
Dia menjelaskan eksportir kopi memang terpusat di Lampung lantaran secara ongkos lebih murah di Pelabuhan Panjang.
Menurutnya, terdapat selisih biaya hingga 25 persen antara pelabuhan di Lampung dan Palembang.
“Ongkos per kontainernya di Palembang lebih mahal, belum lagi kontainernya juga sedikit. Gara-gara itu juga pembeli luar negeri susah mau beli dari Palembang,” kata dia.