Bisnis.com, PEKANBARU - Kebijakan larangan terbang ke Arab Saudi sejak awal Februari, ikut dirasakan oleh PT Sharia Multifinance Astra atau Amitra, yang sebelumnya dikenal sebagai unit usaha syariah (UUS) PT Federal International Finance (FIFGroup) sekaligus anak usaha PT Astra International Tbk.
Branch Manager Amitra Wilayah Riau, Batam, dan Nanggroe Aceh Darussalam, Alfian Nasution mengatakan beberapa bulan terakhir pihaknya sempat mendapat angin segar sejak dibukanya kembali izin pelaksanaan ibadah umrah di Tanah Suci pada November 2020 lalu.
"Kemarin sempat dapat angin lah ya beberapa waktu umrah bisa berjalan, tapi akhirnya kena setop lagi di awal Februari ini, bukan cuma travel saja yang kena tapi kami juga terdampak," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (9/2/2021).
Alfian mengaku ibadah umrah merupakan solusi bagi masyarakat muslim yang ingin menunaikan rukun Islam kelima yaitu ibadah haji ke Mekah dan Madinah, tapi terganjal dengan panjangnya masa tunggu keberangkatan.
Namun sejak terjadinya pandemi Covid-19 dan ikut menyebar di Indonesia mulai Maret 2020 lalu, Amitra sebagai perusahaan pembiayaan syariah ikut merasakan dampak negatifnya akibat larangan berkunjung ke Arab Saudi guna mengantisipasi penyebaran virus Corona.
Kemudian penyelenggaraan ibadah umrah sebelumnya sempat dibuka oleh Arab Saudi untuk warga negara luar mulai 1 November 2020 hingga 2 Februari 2021 lalu. Data Kementerian Agama mencatat total kedatangan jemaah umrah asal Indonesia di Arab Saudi mencapai 2.603 jemaah.
"Harapannya tentu umrah ini bisa berjalan kembali sehingga nasabah Amitra bisa berangkat umrah ke Tanah Suci," ujarnya.
Adapun sebelumnya Direktur PT Sharia Multifinance Astra atau Amitra, Yulian Warman mengakui karena kondisi pandemi, belum memungkinkan Amitra menggantungkan diri pada pembiayaan produk umrah.
Padahal, sebelumnya pembiayaan bulanan periode 2019 hingga Maret 2020 yang notabene belum terdampak pandemi, bisa menyentuh Rp20 miliar sampai Rp80 miliar, dengan persentase untuk umrah hingga 60 persen per bulannya.
"Maret itu sebenarnya masih oke, tapi karena kondisi pandemi seperti ini, jadi kita berkreasi. Menghadapi 2021 ini kami fokus ke pembiayaan porsi haji dan haji plus. Selain itu, ada pembiayaan kurban dan akikah, yang walaupun masih baru, kami lihat potensinya besar," ujarnya kepada Bisnis, Senin (8/2/2021).