Bisnis.com, MEDAN - Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatra Utara pada November 2020 mengalami penurunan dibandingkan dengan Oktober 2020, dari US$770,90 juta menjadi US$721,18 juta.
Nilai ekspor pada bulan November (mtm) turun sebesar 6,45 persen. Padahal, sebelumnya pada bulan Oktober, nilai ekspor menunjukkan snyal positif dengan kenaikan 1,09 persen (mtm).
Apabila dilihat menurut golongan barang, golongan kopi, teh, rempah-rempah mengalami kenaikan ekspor pada November 2020 sebesar US$3,65 juta atau 16,72 persen dibandingkan Oktober 2020.
Adapun, golongan lemak dan minyak hewan/nabati yang merupakan golongan pemberi andil ekspor terbesar untuk Sumut mengalami penurunan yang cukup signifikan.
“Lemak dan minyak hewan/nabati mengalami penurunan ekspor terbesar, turun sebesar US$25,29 juta atau minus 8,17 persen dibandingkan Oktober 2020,” kata Kepala Perwakilan Badan Pusat Statistik Sumatra Utara Syech Suhaimi, Kamis (7/1/2021).
Bila diakumulasikan, ekspor 10 golongan barang utama pada periode Januari hingga November 2020 naik sebesar 4,22 persen terhadap Januari hingga November 2019.
Kesepuluh golongan barang utama tersebut yaitu, lemak dan minyak hewan nabati; karet dan barang dari karet; produk kimia; bahan kimia organik; kopi, teh, dan rempah-rempah; ikan dan udang; sabun dan preparat pembersih; tembakau; kayu dan barang dari kayu; serta buah-buahan.
Syech menyatakan pada periode Januari-November 2020, golongan barang yang mengalami kenaikan terbesar dibandingkan periode Januari-November 2019 adalah golongan lemak dan minyak hewan/nabati yang mengalami kenaikan sebesar US$241,16 juta atau 9,30 persen serta golongan ikan dan udang naik sebesar US$62,02 juta atau 24,85 persen.
Sementara, golongan barang yang mengalami penurunan terbesar adalah kopi, teh dan rempah-rempah sebesar US$79,34 juta atau minus 18,73 persen dan tembakau turun sebesar US$45,83 juta atau minus 16,46 persen.
BPS mencatat sepanjang bulan November 2020 negara Tiongkok, Amerika Serikat dan Malaysia merupakan pangsa ekspor terbesar Sumatera Utara.
“Masing-masing sebesar US$110,72 juta, US$89,38 juta dan US$57,05 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 35,66 persen,” pungkas Syech.