Bisnis.com, MEDAN - Hasil riset kolaborasi antara Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (FF USU), PT Akar Rimba (AR) dan PT Mega Medica Pharmaceuticals (MMP) untuk mengembangkan produk pencegahan Covid-19 lolos tahap seleksi program Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN).
Proposal tersebut berisi tentang pengembangan kombinasi produk alam dari Channa striata, Phyllanthus niruri dan Curcuma xanthorrhiza untuk mengembangkan produk imunomodulator yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan pencegahan Covid-19.
"Hasil seleksi ini diumumkan 6 Juli 2020. Dari 902 proposal terpilih 139 proposal. Termasuk 30 riset penelitian pencegahan yang akan dikembangkan sebagai bentuk hilirisasi hasil penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan [litbangjirap] yang selanjutnya dapat dimanfaatkan masyarakat untuk penanggulangan Covid-19,” kata Guntur Berlian, Scientific Affairs Manager PT MMP dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (14/7/2020).
Riset yang berjudul “Pengembangan Sediaan Kapsul Kombinasi Ekstrak Ikan Gabus, Meniran dan Temulawak sebagai Immunomodulator Pencegahan Covid-19” ini sangat potensial sebagai suplemen harian untuk menjaga kekebalan tubuh selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Guntur mengungkapkan bahwa penelitian ini untuk mengetahui manfaat farmakologis kombinasi tiga bahan alam yang diketahui memiliki aktivitas farmakologi potensial sebagai bahan tunggal dalam meningkatkan sistem imun terhadap infeksi Covid-19.
“Tingginya kadar protein, terutama albumin pada ikan gabus dibutuhkan untuk aktivasi makrofag. Di sisi lain, senyawa filantin dan kurkumin pada meniran dan temulawak mampu meningkatkan fungsi makrofag serta meningkatkan sintesis antibodi di dalam sistem imun,” kata Imam Bagus.
Sementara itu, Imam Bagus Sumantri, Ketua Peneliti Riset Pengembangan Produk mengungkapkan bahwa pihaknya akan menguji secara menyeluruh, kombinasi pengaruh ikan gabus, meniran, dan temulawak dalam mengaktivasi makrofag, sel T dan sel B untuk mencegah penularan, mengakselerasi pemulihan klinis, dan menekan masa rawat pasien penderita Covid-19.
“Dengan dukungan alur penelitian yang baik, tim peneliti yang kompeten, dan kolaborasi strategis dengan pihak mitra industri dalam mengembangkan ketersediaan obat yang berkualitas dan terkontrol, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk yang menjanjikan untuk pencegahan Covid-19,” kata Imam Bagus.
KARYA ANAK MEDAN
Sementara itu Direktur PT MMP Sutristo mengapresiasi keberhasilan hasil kolaborasi antara FF USU, AR, dan MMP sebagai capaian luar biasa.
“ Ini karya anak Medan. Banyak hasil alam dari Sumatera Utara yang berpotensi diolah menjadi obat namun belum banyak diriset. Oleh karena itu, kolaborasi ini menjadi sangat penting agar produk hasil riset dapat digunakan oleh masyarakat terutama yang pasien Covid-19”, kata Sutristo.
Pandemi Covid-19 menjadi trigger atau pemicu banyak negara untuk inovasi mengembangkan berbagai obat, vaksin, alat pelindung diri, sanitizer dan suplemen meningkatkan imun tubuh.
Indonesia memiliki 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut yang seharusnya bisa menjadi pengekspor produk obat herbal terbesar di dunia.
Namun, faktanya sekitar 9.600 spesies tanaman dan hewan yang diketahui memiliki khasiat obat belum dimanfaatkan secara optimal sebagai obat herbal. Penelian obat asli Indonesia perlu terus didorong agar Indonesia bisa mandiri dalam penyediaan obat dari bahan alam.
Sutristo menjelaskan bahwa ikan gabus banyak digunakan para praktisi kesehatan sebagai terapi ajuvan untuk penderita terindikasi hipoalbuminemia, luka bakar, dan diet setelah operasi.
Ekstrak ikan gabus secara nyata dapat meningkatkan kadar albumin karena merupakan sumber albumin potensial dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Formulasi kombinasi ekstrak ikan gabus, temulawak dan meniran adalah kombinasi sinergis untuk mempercepat penyembuhan pasien Covid-19 karena kombinasi ini memiliki khasiat untuk menaikkan kadar albumin, mencegah inflamasi dan koagulasi yang sering ditemukan pada pasien.
"Mudah-mudahan riset ini berjalan dengan cepat dan lancar atas dukungan semua pihak dan dapat dilanjutkan riset-riset lainnya”, ujar Sutristo.