Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Covid-19, Ribuan Pekerja di Riau Dirumahkan dan Ratusan Lainnya di-PHK

Sekitar 4.823 pekerja di Riau telah dirumahkan dan 399 orang lainnya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah Covid-19 yang semakin meluas di daerah berjuluk “Bumi Lancang Kuning” itu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, PEKANBARU - Sekitar 4.823 pekerja di Riau telah dirumahkan dan 399 orang lainnya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah Covid-19 yang semakin meluas di daerah berjuluk “Bumi Lancang Kuning” itu.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau di Pekanbaru, jumlah tenaga kerja yang terkena PHK mencapai 399 orang.

Namun, itu baru berdasarkan perusahaan yang melakukan pelaporan ke instansi tersebut.

"Ini laporan dari 116 badan usaha yang masuk ke Dinas Tenaga Kerja," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau, Jonli dalam pernyataan pers, dikutip Rabu (13/5/2020).

Menurut dia, ada 4.823 pekerja yang melaporkan telah dirumahkan perusahaan dan badan usaha.

"Sejak pandemi corona melanda Indonesia, khususnya Riau memang berdampak terhadap dunia usaha. Sejak 1 April hingga 11 Mei ini, sudah 4.823 pekerja dirumahkan oleh badan usaha," ujarnya.

Dia mengatakan alasan perusahaan melakukan PHK maupun merumahkan pekerja karena untuk mengurangi biaya operasional selama pandemi sebabomzet, pendapatan dan keuntungan perusahaan menurun drastis akibat wabah Covid-19.

Hanya saja, dia belum memerinci sektor usaha apa yang paling banyak merumahkan pekerja maupun melakukan PHK.

Sementara itu, seorang pekerja kafe di Pekanbaru bernama Dani menjadi salah satu pekerja yang sudah dirumahkan selama tiga bulan terakhir karena tempat usahanya tutup sementara.

Dia mengaku belum tahu sampai kapan dirumahkan karena belum ada panggilan dari tempatnya bekerja.

Selama dirumahkan dia juga tidak menerima gaji, dan belum jelas apakah akan mendapatkan tunjangan hari raya (THR) Idul Fitri tahun ini.

“Saya berharap sih ada THR biar bisa nyambumg sampai bulan berikutnya. Lagipula dari pemerintah belum ada bantuan, jadi makin sulit,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nurbaiti
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper