Bisnis.com, PALEMBANG – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi year on year (yoy) di Provinsi Sumatra Selatan periode April 2024 sebesar 3,12% dan month to month (mtm) sebesar 0,43%.
Kepala BPS Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto menjelaskan perkembangan barang dan jasa di wilayah itu secara bulanan mengalami kenaikan atau inflasi lebih tinggi dari angka nasional yang tercatat sebesar 0,25% (mtm).
“Apabila dilihat perkembangan inflasi selama 2024 dari Januari hingga April terlihat adanya pergerakan kenaikan, dimana Januari deflasi yang kemudian meningkat pada Februari dan Maret. Dan selanjutnya pada April meningkat menjadi inflasi 0,43%,” katanya dalam rilis berita resmi statistik, Kamis (2/5/2024).
Terdapat lima komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi pada bulan lalu diantaranya yang terbesar yakni bawang merah, emas perhiasan, tarif angkutan udara, bawang putih dan tarif angkutan antar kota.
Sementara jika dilihat dari kelompok pengeluaran, andil inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami perubahan harga 0,39% dengan andill inflasi 0,13%.
Selanjutnya diikuti kelompok transportasi yang mengalami inflasi 0,96% dan andil sebesar 0,12%. Serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,12% dan perubahan harga 1,70%.
Baca Juga
Di lain sisi untuk inflasi tahunan (yoy) menunjukkan kecenderungan menurun sejak bulan Januari hingga April 2024 yang masing-masing secara berurutan 3,35%, 3,15%, 3,24%, dan 3,12%.
Lima komoditas terbesar yang menyumbang inflasi secara yoy meliputi beras, daging ayam ras, emas perhiasan, tarif minum PDAM dan bawang merah dengan andil inflasi 1,84%.
Wahyu menjelaskan dari total 4 kota IHK perhitungan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Muara Enim sebesar 3,70% (yoy) dan yang terendah di Lubuk linggau sebesar 2,45%.
“Ada yang perlu diperhatikan bahwasanya untuk kabupaten Ogan Komering Ilir dan Muara Enim, inflasi yoy nya selama 2024 kecenderungannya mengalami penurunan. Namun untuk Palembang dan Lubuklinggau yang relatif rendah, tetapi cenderung meningkat,” jelasnya.
Dia menambahkan, untuk catatan inflasi pada momen Ramadhan dan Idulftiri tahun 2024 ini lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2023 lalu inflasi pada saat Ramadhan dan Idulfitri sebesar 0,33%.
“Terdapat empat catatan peristiwa dari BPS yang terjadi pada April 2024 dan mempengaruhi terjadinya laju inflasi. Masing-masing yakni momen puasa dan lebaran, kenaikan harga emas, dampak cuaca ekstrem, dan upaya pengendalian inflasi dari pemerintah daerah,” pungkasnya.