Bisnis.com, PALEMBANG — Provinsi Sumatra Selatan memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi eksportir komoditas paha kodok (fresh frozen frog legs) seiring dengan tingginya permintaan dari sejumlah negara.
Kepala Karantina Sumatra Selatan (Sumsel) Sri Endah Ekandari mengatakan paha kodok menjadi salah satu komoditas yang berpeluang untuk dikembangkan di Sumsel, selain dari produk unggulan seperti kopi dan sawit.
“Ada (komoditas baru) itu paha kodok yang masih perlu penjajakan lagi. Lokasinya itu ada di sekitar seberang Pulau Kemaro,” katanya, Senin (14/7/2025).
Berdasarkan catatan Balai Karantina, Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BKHIT), pada Desember 2023 ekspor frozen frog legs asal Sumsel mencapai nilai Rp2,3 miliar dengan jumlah 17.076 kilogram (Kg).
Jumlah itu juga telah meningkat di tahun 2025, yang volume ekspornya mencapai 51.955 Kg dan nilainya tembus Rp8,96 miliar.
“Kalau negara yang menjadi importir itu ada di Belgia, Prancis, dan Swiss,” jelasnya.
Baca Juga
Namun begitu, Endah mengungkapkan, tantangan yang terjadi saat ini adalah ketersediaan pasokan paha kodok Sumsel yang sedikit.
Hal itu lantaran belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa komoditas itu memiliki nilai jual yang tinggi di pasar internasional.
“Hanya itu tadi, terkendala dengan kuota tangkap. Tapi itu bukan ranah kami, jadi kalau memang seperti itu seharusnya pemerintah daerah bisa mendorong untuk pengembangan budidaya,” ujar Endah.
Sebelumnya, diketahui bahwa paha kodok yang dikirim dari Sumsel merupakan hasil pencarian dan penangkapan alam dari beberapa daerah.
Seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, serta sejumlah titik di Kota Palembang.
Adapun jenis kodoknya yaitu kodok sawah yang dalam bahasa ilmiah disebut Fejervarya Cancrivora.