Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NTP Riau Naik Sendiri pada April 2020, Menempati Posisi Pertama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani di Provinsi Riau tercatat naik 1,66% menjadi 115,64 pada April 2020 dari posisi bulan sebelumnya 113,76. Tingkat NTP Riau pada April 2020 menjadi yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Sumatra.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PEKANBARU - Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau menjadi satu-satunya yang mengalami kenaikan di Pulau Sumatra pada periode April 2020.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani di Provinsi Riau tercatat naik 1,66% menjadi 115,64 pada April 2020 dari posisi bulan sebelumnya 113,76. Tingkat NTP Riau pada April 2020 menjadi yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Sumatra.

Misfaruddin, Kepala BPS Riau, menyampaikan kenaikan NTP tersebut disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,50% sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar -0,15%.

“NTP di April 2020 merupakan paling tinggi dibandingkan dengan April 2019 ataupun April 2018,” kata Misfaruddin melalui video streaming, Senin (4/5/2020).

Lebih lanjut, kenaikan NTP terjadi pada 3 subsektor penyusun NTP yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat (1,98 persen), tanaman pangan (1,22 persen), dan perikanan (0,69 persen). Hanya subsektor holtikultura dan peternakan yang mengalami penurunan NTP dengan nilai yang sama sebesar -1,28 persen.

BPS mencatat sebanyak 9 dari 10 provinsi di Pulau Sumatra mengalami penutunan NTP di sepanjang April 2020. 

Provinsi Riau menjadi daerah dengan nilai NTP tertinggi sedangkan Sumatera Selatan menempati posisi nilai NTP terbawah pada level 91,21.

Adapun, pada saat bersamaan terjadi deflasi perdesaan di Riau sebesar -0,20 persen dengan penurunan indeks tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,49 persen.

Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Riau mengalami kenaikan sebesar 1,54 persen menjadi 117,98 persen pada April 2020 dari 116,19 pada Maret 2020.

Adapun, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar atau terms of trade dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Pekan lalu, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Gulat Manurung menyampaikan bahwa kesejahteraan petani perkebunan sawit di Riau telah mendapat topangan dari membaiknya harga Tandan Buah Segar (TBS) pada tahun ini.

“Harga TBS petani kelapa sawit di awal Ramadhan ini rerata Rp1.250—Rp1.700 per kilogram. Harga ini jauh lebih baik dibandingkna awal Ramadan tahun lalu sekitar Rp800—Rp1.350 per kilogram. Walaupun dihantui wabah Covid-19,  aktivitas petani sawit masih berjalan normal dan kehidupan ekonomi sehari-hari berjalan baik-baik saja,” kata Gulat kepada Bisnis.

Dirinya juga mengungkapkan berdasarkan pantauan asosiasi terhadap kondisi petani sawit DPW Apkasindo yang tersebar di 22 provinsi dan 117 DPD Kabupaten dan Kota se-Indonesia, sampai saat ini belum ada petani yang mengeluhkan gangguan ekonomi akibat penurunan bertahap harga TBS akibat dampak negatif Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper