Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Penunjang Hulu Migas, Imeco Ekspansi Buka Dua Pabrik Baru di Batam

Imeco Inter Sarana memperluas usahanya lewat anak perusahaan, PT Karti Yasa Sarana yang bekerja sama dengan perusahaan asing Cameron SLB di Batuampar, Batam.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi (baju biru) saat meninjau pabrik Batam Technology Centre di Batuampar, Batam. /Bisnis-Rifki
Kepala BP Batam Muhammad Rudi (baju biru) saat meninjau pabrik Batam Technology Centre di Batuampar, Batam. /Bisnis-Rifki

Bisnis.com, BATAM - Salah satu investor yang sudah lama eksis di Batam, yakni Imeco Inter Sarana memperluas usahanya lewat anak perusahaan, PT Karti Yasa Sarana yang bekerja sama dengan perusahaan asing Cameron SLB di Batuampar, Batam.

Adapun perluasan usaha tersebut yakni dengan membangun dua pabrik baru dengan nomor urut lima dan enam. Kedua pabrik ini memiliki nama baru yaitu Batam Technology Center.

Imeco merupakan perusahaan penunjang hulu migas. Direktur Utama PT Imeco Inter Sarana, Tanu Wijaya mengatakan Imeco sudah lama eksis di Batam sejak 1985.

"Saat ini pemerintah mulai terapkan Batam sebagai base perminyakan. Sehingga banyak perusahaan migas yang diarahkan ke Batam. Kami masih istiqomah disini, karena terus dibantu mengurus perizinan dengan mudah," ungkapnya usai acara peresmian, Jumat (26/4/2024).

Batam Technology Center ini nanti akan memproduksi kepala sumur untuk industri migas. 60% dari produknya akan diekspor ke Arab Saudi. "Total lahan kami ada 2,5 hektare, yang terdapat enam bangunan. Kita punya rencana untuk ekspansi terus," paparnnya.

Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Muhammad Rudi berharap agar seluruh industri di Batam dapat terus tumbuh dan berkembang sehingga mampu berkontribusi maksimal dalam meningkatkan perekonomian Batam.

"Jika industri terus tumbuh dan berkembang, ekonomi Batam pasti meningkat dan masyarakat Batam akan semakin sejahtera," ujarnya.

Untuk mewujudkan pertumbuhan industri yang pesat, pria yang juga menjabat sebagai Wali Kota Batam ini berkomitmen untuk memberikan kemudahan berinvestasi bagi para investor.

"Kehadiran saya hari ini agar dapat meningkatkan kepercayaan para investor sebagai bukti bahwa pemerintah mendukung segala bentuk investasi yang positif di Batam," ungkapnya.

Rudi juga optimis bahwa target investasi di Batam bisa menyentuh angka Rp50-Rp55 triliun pada tahun 2024 ini.

"Melihat kenyataan yang ada di lapangan, saya yakin target realisasi investasi di tahun 2024 sebesar 50 sampai 55 triliun dapat terwujud. Untuk fungsi kontrol akan saya awasi sendiri sehingga jika ada investor yang mengalami permasalahan dalam berinvestasi terkait perizinan serta masalah lainnya dapat langsung dilaporkan kepada saya," tegasnya.

Sementara itu, pemerintah juga terus mendorong pengadaan barang di sektor pemerintahan menggunakan produk-produk yang memperhatikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

"Kami terus mendorong pula industri memiliki sertifikat TKDN, agar mereka bisa mengikuti tender pengadaan barang di pemerintahan," ujar Kepala Pusat Peningkatan dan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) Kemenperin Heru Kustanto.

Ada sejumlah manfaat dari sertifikasi TKDN. Manfaat pertama, adalah kebijakan ini diharapkan dapat mendorong penyerapan tenaga kerja, meningkatkan investasi, dan memperkuat infrastruktur industri di Indonesia.

Kebijakan ini terutama juga diharapkan untuk diterapkan di Batam. "Di Batam, pengadaan barang pemerintah, seperti di Pertamina, SKK Migas, dan lainnya, rata-rata sudah memiliki sertifikat TKDN paling tidak di atas 30%," terangnya.

Ia mencontohkan apabila terdapat produk yang memiliki kandungan TKDN sebesar 25%, ditambah dengan biaya manfaat perusahaan 15%, sehingga totalnya paling tidak mencapai 40%, maka produk tersebut menjadi prioritas untuk dibeli oleh pengguna.

Heru juga menjelaskan Batam merupakan salah satu dari 22 wilayah pusat pertumbuhan industri di Indonesia, selain Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Karimun. Perkembangan industri di Batam akan memengaruhi industri di level nasional.

"Batam merupakan wilayah yang sangat strategis, berada di Selat Malaka dan dekat dengan Singapura. Di samping berstatus KPBPB, wilayah Batam ini menjadikannya sebagai potensi pertumbuhan industri yang luar biasa," pungkasnya.(K65)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper