Bisnis.com, PALEMBANG - PT Pertamina (Persero) optimistis dapat menihilkan angka kecelakaan kerja dalam kegiatan hulu dan hilir migas melalui optimalisasi pusat pelatihan health, safety and enviroment (HSE) di Sungai Gerong, Kabupaten Banyuasin.
Manager HSE Training Center Sungai Gerong PT Pertamina (Persero), Helmi Fadillah L, mengatakan kegiatan industri migas masuk dalam kategori risiko tinggi (high risk) sehingga harus memiliki sistem mitigasi yang andal.
“[Potensi] terjadinya accident bisa dari mana saja bukan hanya human error, peralatan, sistem dan prosedur bisa saja sehingga perlu adanya pelatihan dan sistem manajemen HSE yang optimal,” katanya saat acara Fire Fighting Challenge Bulan K3, Senin (24/2/2020).
Menurut Helmi, penekanan angka kecelakaan kerja menjadi zero accident dapat terealisasi. Apalagi perseroan didukung dengan HSE Training Center yang memiliki fasilitas mumpuni.
Bahkan, kata dia, HSE TC yang berada di Sumatra Selatan itu sudah menjadi rujukan bagi seluruh anak perusahaan pertamina untuk pelatihan HSE.
Salah satunya, pelatihan fire fighting sehingga mana kala menghadapi insiden kebakaran, perseroan sudah memiliki tim tanggap darurat yang andal.
Helmi mengemukakan sepanjang tahun lalu pihaknya sudah melatih sebanyak 4.000 peserta dari berbagai unit operasi direktorat Pertamina di Tanah Air.
“Bahkan kami juga telah melatih peserta yang berasal dari BUMN-BUMN lain, tidak hanya anak usaha Pertamina,” katanya.
Pihaknya menargetkan sepanjang tahun ini jumlah peserta pelatihan health, safety, security and enviroment bisa meningkat jadi 6.000 peserta.
Diketahui, HSE Training Center Sungai Gerong telah beroperasi sejak 1987. Pusat pelatihan ini diklaim sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Namun, kegiatannya terhenti pada 1997 silam.
Selanjutnya perusahaan membuka kembali HSE Training Center pada 2010 untuk menerapkan kaidah HSE di tubuh perseroan.