Bisnis.com, BANDA ACEH - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyatakan pertumbuhan ekonomi Aceh pada 2019 mencapai 4,15 persen, namun angka ini melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi provinsi paling Barat Indonesia itu pada tahun sebelumnya.
"Ekonomi Aceh tahun 2019 tumbuh 4,15 persen, melambat dibanding tahun 2018 yang tumbuh sebesar 4,61 persen," kata Kepala BPS Aceh, Ihsanurijal di Banda Aceh, Rabu (6/2/2020).
Dia menyebutkan dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi pada 2019 dicapai oleh lapangan usaha pengadaan air sebesar 27,25 persen. Kemudian, dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi di komponen impor luar negeri sebesar 53,22 persen.
Kemudian, tambah dia ekonomi Aceh triwulan IV pada 2019 dibandingkan pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya tumbuh sebesar 5,21 persen, serta dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi sektor lapangan usaha pengadaan air sebesar 37,96 persen.
"Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen impor luar negeri sebesar 20.32 persen," ujarnya.
Ia menambahkan, perekonomian Aceh pada 2019 diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp164,21 triliun atau setara dengan 11,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Serta, PDRB perkapita mencapai Rp30,70 juta. Sedangkan PDRB tanpa migas sebesar Rp158,55 triliun atau 11,21 miliar dolar AS dan PDRB perkapita tanpa migas mencapai Rp29,64 juta.
Menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Aceh 2019, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,99 persen, diikuti konstruksi sebesar 0,49 persen, perdagangan 0,47 persen.
Selanjutnya, pertambangan sebesar 0,38 persen serta pertumbuhan ekonomi Aceh dari lapangan usaha lainnya sebesar 1,88 persen. Namun sebaliknya, lapangan usaha industri pengolahan mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.
Lebih lanjut, berdasarkan wilayah regional Sumatera, maka Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu sebesar 5,71 persen sedangkan Riau mengalami pertumbuhan ekonomi terendah sebesar 2,84 persen pada triwulan IV pada 2019.
"Pertumbuhan ekonomi Aceh berada pada peringkat ke 28 dari 34 provinsi dan peringkat ke delapan di pulau Sumatra," katanya.