Bisnis.com, PALEMBANG – Sumatra Selatan dinilai menjadi lokasi yang potensial untuk pengembangan industri vulkanisir ban seiring dikenalnya provinsi itu sebagai produsen karet alam terbesar di Tanah Air.
Rudi Arpian, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, mengatakan selain dekat dengan bahan baku, industri ban vulkanisir juga bisa berkembang karena pasar yang cukup ramai di daerah itu.
“Tidak kurang ada 400 truk pengangkut karet yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Belum lagi truk batubara dan truk pengangkut pupuk. Itu adalah potensi yang sangat besar untuk industri ban vulkanisir,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (22/4/2019).
Dia mengatakan keberadaan industri ban vulkanisir bisa menyerap karet dalam bentuklembaran (ribbed smoke sheet/RSS) hingga 15 ton per bulan. Rudi menjelaskan pasok karet itu untuk menghasilkan 1.500 ton ban per bulan.
Menurut Rudi, ban vulkanisir memiliki beberapa keunggulan, seperti efisiensi biaya karena harganya lebih murah dibanding ban baru.
“Harganya hanya 30% dari ban baru, penggunaannya dapat mencapai 80% dari ban baru serta dapat divulkanisir kembali sampai 4 kali pada ban yang sama,” jelasnya.
Rudi mengklaim kualitas ban vulkanisir sebetulnya sudah teruji dan dapat dibuktikan dengan hasil laboratorium di Pusat Penelitian Karet di Bogor.
Menurut dia, industri kecil menengah (IKM) pun bisa membuat ban vulkanisir di mana industri tersebut dapat pula melibatkan petani yang bergabung dalam unit pengolahan dan pemasaran bokar (UPPB).
“Jika UPPB bisa menjadi IKM ban vulkanisir maka di setiap sentra karet bisa melayani truk-truk untuk menyediakan ban vulkanisir ini dan penyerapan karet rakyat pun akan bertambah untuk industri hilir,” katanya.