Bisnis.com, MEDAN--Nilai ekspor Sumatra Utara pada Februari menurun sebesar 15,6% dibandingkan pada Januari 2019 yakni dari US$682,2 juta menjadi US$575,6 juta.
Adapun, nilainya justru turun lebih besar yakni 20,6% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara) ekspor pada Februari 2019 ditopang sektor industri dengan nilai US$523.718 atau turun 7,1% dibandingkan dengan Januari 2019 yakni US$55.870.
Sementara itu, sektor pertanian menyumbang sebesar US$51.903 atau turun 16,4% dari US$ 626.380.
Dari jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi berasal dari kelompok barang lemak dan minyak hewan/nabati yakni US$209.420 atau berkontribusi sebesar 38,4%.
Kendati kontribusinya besar, nilai ini lebih kecil bila dibandingkan dengan Januari 2019 karena menhalami penurunan sebesar 23,6% yakni dari US$274.065.
Baca Juga
Selain kelompok barang lemak dan minyak hewan/nabati, produk karet dan barang dari karet berkontribusi sebesar 13,4% dengan nilai US$81.673 atau turun 5,3% dibandingkan dengan realisasi pada Januari 2019 yakni US$86.251.
Setelah karet, terdapat produk kimia dengan kontribusi sebesar 12,1% dengan nilai US$69.149. Nilai ini turun 16,7% dibandingkan dengan Januari 2019 yakni US$82.991.
Di antara 10 produk yang berkontribusi terhadap ekspor Sumut, hanya kelompok buah-buahan yang mencatatkan pertumbuhan yakni sebesar 7,2% bila dibandingkan dengan Januari 2019 yakni dari US$13.170 menjadi US$14.121.
Sementara itu, dari sisi negara tujuan ekspornya, Sumut menjual komoditasnya ke Amerika Serikat dengan nilai US$68.463 atau turun 29,8% dari US$97.508 pada Januari 2019.
Di urutan kedua, Sumut mendapatkan US$64.673 atau naik 4,3% dibandingkan dengan Januari 2019 yakni US$61.989 dari China. Di urutan ketiga, terdapat India dengan nilai US$45.012 atau turun 23,8% dari US$59.068.