Bisnis.com, PADANG—Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menargetkan Pelabuhan Teluk Tapang di Pasaman Barat ditargetkan bisa beroperasi pada 2021 mendatang, sehingga memudahkan angkutan CPO dari wilayah tersebut.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menyebutkan posisi Teluk Tapang sangat strategis untuk pengembangan komoditas sawit atau cruid palm oil/CPO di wilayah Sumbar bagian utara meliputi Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman.
Sehingga, angkutan CPO tidak perlu lagi menggunakan jalur darat menuju Padang yang memakan waktu lama dan juga berisiko menyebabkan rusaknya jalan – jalan yang ada karena dilewati truk CPO.
“Pembangunan Teluk Tapang juga upaya mempercepat pengembangan Kabupaten Pasaman Barat, supaya segera keluar dari status daerah tertinggal,” ujarnya, Jumat (8/3/2019).
Menurutnya, kehadiran Teluk Tapang sangat penting untuk menopang Pelabuhan Teluk Bayur. Apalagi, pemerintah setempat berencana melakukan integrasi seluruh pelabuhan yang ada di daerah itu.
Nasrul mengecek kondisi jalan menuju pelabuhan tersebut yang masih belum memadai. Bahkan, karena buruknya jalan, jarak tempuh dari Simpang Empat menuju Teluk Tapang mencapai 4,5 jam. Padahal, seharusnya jalan itu bisa dilewati hanya 2 jam perjalanan saja.
Baca Juga
Namun, tahun ini, imbuhnya, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menganggarkan Rp40 miliar untuk pembangunan jalan menuju pelabuhan tersebut sepanjang 42 kilometer.
“Karena nanti kalau sudah selesai, targetnya akan dilewati mobil – mobil besar yang membawa CPO,” katanya.
Selain jalan raya yang dibangun PUPR, Nasrul mengatakan pengembangan pelabuhan tersebut juga masih menunggu surat penetapan dari pusat soal pengelolaan pelabuhan tersebut oleh BUMN PT Pelindo II.
Dia mengungkapkan Pelabuhan Teluk Tapang diyakini akan berkontribusi memajukan daerah, karena angkutan utama seperti CPO, ternak, dan potensi lainnya di daerah itu tidak lagi diangkut melalui jalan darat yang tidak efisien, tetapi dengan pelabuhan.
Sebelumnya, manajemen PT Pelindo II (Persero) berencana mengambil alih pengelolaan lima pelabuhan di Sumbar untuk dintegrasikan dengan Pelabuhan Teluk Bayur, sehingga bisa menekan biaya logistik.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II cabang Teluk Bayur Armen Amir mengatakan perseroan berencana melakukan integrasi Teluk Bayur dengan lima pelabuhan lainnya di daerah itu.
“Supaya menekan biaya logistik, kami berencana integrasikan enam pelabuhan yang ada di Sumbar,” ujarnya.
Lima pelabuhan yang akan diintegrasikan dengan pelabuhan induk Teluk Bayur itu adalah Pelabuhan Muaro (Kota Padang), Pelabuhan Teluk Tapang (Kabupaten Pasaman Barat), Pelabuhan Panasahan (Kabupaten Pesisir Selatan), Pelabuhan Tiram (Kabupaten Padang Pariaman), dan Pelabuhan Tuapejat (Kabupaten Kepulauan Mentawai).
Dia meyakini dengan integrasi pengelolaan beberapa pelabuhan di daerah itu akan menekan beban logistik antar daerah. Misalnya, untuk membawa CPO dari Pasaman tidak perlu lagi melalui jalan darat, tetapi melalui Pelabuhan Teluk Tapang ke Teluk Bayur.
“Jadi akan lebih efisien jika sudah saling terintegrasi, karena tidak perlu lagi lewat jalur darat yang mahal,” katanya.
Armen menyebutkan rencana itu sudah disampaikan kepada gubernur dan wakil gubernur, untuk kemudian dibahas lebih lanjut dengan kepala daerah bersangkutan [bupati/walikota] mengenai kerjasama pengelolaan pelabuhan.