Bisnis.com, PALEMBANG – Jumlah penduduk miskin di desa yang ada di Sumatra Selatan terus menunjukkan penurunan dibandingkan penduduk miskin yang tinggal di perkotaan.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel penduduk miskin di pedesaan turun dari 13,54% per September 2017 menjadi 13,05% pada September 2018.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sumsel, Timbul P Silitonga, mengatakan salah satu faktor yang memengaruhi turunnya penduduk miskin di desa adalah harga karet yang membaik.
“Perkembangan harga rata-rata komoditas karet semakin baik, di mana periode Maret—September 2018 meningkat dari Rp7.271 per kg menjadi Rp7.530 per kg,” katanya, Selasa (15/1/2019).
Diketahui, karet merupakan komoditas perkebunan andalan di Sumsel di mana mayoritas masyarakat pedesaan berprofesi sebagai petani karet.
Faktor lain yang mendukung penurunan angka kemiskinan di desa adalah terjadinya kenaikan upah buruh tani dari Rp1,24 juta per Februari 2018 menjadi Rp1,39 juta per bulan pada periode Agustus 2018.
“Kalau mereka [petani] yang tidak memiliki kebun karet biasanya mereka bekerja dari buruh tani di kebun karet sehingga kenaikan upah juga berimbas pada daya beli mereka,” katanya.
Timbul menjelaskan untuk menurunkan angka kemiskinan baik di desa maupun di kota harus dengan menjaga daya beli masyarakat.
Oleh karena itu, stabilisasi harga atau pengendalian inflasi sangat penting dilakukan oleh pemerintah sehingga daya beli masyarakat terjaga.
Dia melanjutkan jumlah penduduk miskin di pedesaan sebanyak 689.850 jiwa, sementara yang tinggal di kota sebanyak 386.560 jiwa.
Penduduk Miskin di Perdesaan Sumsel Turun Terimbas Karet
Jumlah penduduk miskin di desa yang ada di Sumatra Selatan terus menunjukkan penurunan dibandingkan penduduk miskin yang tinggal di perkotaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Miftahul Ulum
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

4 menit yang lalu
Badai Manufaktur Dunia Akibat Tarif Trump
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
