Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Limbah Sawit Bisa Jadi Sumber Energi Terbarukan, Ini Potensinya

Proses pengolahan tandan buah segar menghasilkan berbagai jenis limbah biomassa yang berpotensi menghasilkan energi hingga 59 TWh per tahun.
Konferensi Biomassa Sawit Internasional ke-5 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia pada Jumat (2/5/2025). / dok. Istimewa
Konferensi Biomassa Sawit Internasional ke-5 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia pada Jumat (2/5/2025). / dok. Istimewa

Bisnis.com, PEKANBARU — Indonesia memiliki potensi besar untuk mengubah limbah sawit menjadi sumber energi terbarukan sekaligus membuka ratusan ribu lapangan kerja baru

Di dalam agenda Konferensi Biomassa Sawit Internasional ke-5 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Deputi Direktur Transformasi Pasar Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Indonesia, M. Windrawan Inantha mengungkapkan bahwa dari 16 juta hektare perkebunan sawit di Indonesia, dihasilkan lebih dari 111 juta ton biomassa setiap tahun.

"Ini bukan hanya tentang energi bersih, tetapi juga tentang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di daerah-daerah perkebunan,” ungkapnya pada Jumat (2/5/2025).

Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebutkan bahwa pada 2024, Indonesia mengolah 200,7 juta ton tandan buah segar (TBS) menjadi 48,17 juta ton minyak sawit mentah. 

Proses ini menghasilkan berbagai jenis limbah biomassa seperti tandan kosong, serat mesokarp, cangkang kernel, pelepah, batang sawit, dan limbah cair. 

Jika dimanfaatkan optimal, seluruh limbah tersebut bisa menghasilkan energi hingga 59 terawatt-jam (TWh) per tahun—melebihi target bioenergi nasional 2025 sebesar 33 TWh.

Tak hanya itu, potensi ekonomi dari biomassa juga signifikan. Ekspor cangkang kernel sawit ke Jepang yang mencapai 1,5 juta ton pada 2023 saja sudah menyumbang energi sekitar 2–3 TWh. 

Pengembangan teknologi pengolahan biomassa seperti torrefaksi, pirolisis, hingga biochar diyakini mampu mendorong nilai tambah hingga US$1 miliar terhadap PDB Indonesia pada 2030. Pemanfaatan energi biomassa ini juga membuka peluang penciptaan hingga 500.000 lapangan kerja baru, terutama di wilayah pedesaan. Namun, Windrawan mengingatkan bahwa masih banyak tantangan yang perlu diatasi. 

“Kandungan air yang tinggi pada tandan kosong, rendahnya kapasitas tangkap metana di pabrik sawit, serta distribusi fasilitas pengolahan yang timpang, menjadi hambatan nyata dalam mengembangkan biomassa secara merata,” ujarnya.

Untuk itu, diperlukan strategi nasional yang terukur, termasuk inventarisasi biomassa, insentif untuk co-firing di PLTU, dan kewajiban penggunaan limbah cair sebagai sumber energi. 

Pemerintah juga didorong untuk mengembangkan sistem perdagangan karbon dan mendukung investasi fasilitas pengeringan biomassa yang terjangkau.

"Dengan pendekatan yang tepat, biomassa dari industri sawit dapat menjadi tulang punggung energi terbarukan nasional dan motor penggerak pembangunan hijau di masa depan," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper