Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatra Selatan memerkirakan inflasi provinsi itu terkendali dengan rentang 3,5% ±1% pada tahun depan.
Pjs Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Hari Widodo, mengatakan meski rentang inflasi dalam proyeksi terkendala namun tantangan pengendalian tetap perlu diwaspadai.
“Ada beberapa risiko yang dapat mendorong tingkat inflasi tren kenaikan seperti tren kenaikan migas yang dapat menyebabkan kenaikan harga BBM dan tarif angkutan,” katanya saat acara pertemuan tahunan BI Sumsel 2018, Selasa (18/12/2018) malam
Menurut Hari risiko dari kenaikan harga BBM itu serta secara tidak langsung berdampak pada kenaikan harga komoditas lainnya melalui peningkatan biaya transportasi dan distribusi.
Dia melanjutkan laju inflasi Sumsel pada November 2018 tercatat sebesar 1,83% (year to date) atau 2,47% secara year on year, lebih rendah dibandingkan nasional sebesar 2,50% (ytd) atau 3,23% (yoy).
“Capaian inflasi November 2018 Sumatera Selatan tercatat terendah selama tahun 2018 dan sedikit berada di bawah rentang target inflasi nasional 3,5±1%,” katanya.
Baca Juga
Dia menilai koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Satgas Pangan terus dioptimalkan dengan fokus utama menjaga ketersediaan dan distribusi bahan pangan strategis serta mendukung percepatan pembangunan infrastruktur logistik pangan dan terus mendorong ketahanan pangan daerah.