Bisnis.com, PALEMBANG--Angka kecelakaan lalu lintas atau Lakalantas akibat angkutan barang di kota Palembang telah menimbulkan korban sebanyak 46 orang selama Januari hingga September 2018.
Kepala Satlantas Polrestabes Palembang, Kompol Andi Baso Rahman memerinci jumlah korban meninggal dunia ada 21 orang, luka beratnya ada 14 orang dan luka ringan 11 orang.
"Lakalantas itu melibatkan truk, tronton, truk dan truk tangki,"katanya, Jumat (28/9/2018).
Untuk jalur dengan angka kecelakaan tertinggi, kata Andi, berada di jalan Yusuf Singadekane di mana, untuk pengawasan tidak dapat maksimal karena keterbatasan petugas, dalam meminimalisir angka kecelakaan di wilayah tersebut.
"Namanya petugas, ada waktu-waktunya. Sementara masyarakat ini silih berganti. Jadi inilah kekurangan kita di lapangan," katanya.
Melihat kondisi saat ini, dibutuhkan kesadaran masyarakat, terkait pertama masalah sopirnya, dimana harus betul-betul sadar dan tertib pada saat mengendarai kendaraan.
Baca Juga
Kedua, kata dia, masyarakat yang melintas juga harus sadar terkait keselamatan tersebut. Pasalnya, menurut dia, korban kecelakaan adalah mereka yang kurang sadar dalam menerapkan keselamatan berkendara.
"Jika kita berpikir ekonomi, kecelakaan ini dapat menyebabkan kemiskinan. Seperti masalah rute, jika dia benar dan tidak ada yang terjadi kecelakaan, maka costnya tidak terlalu besar. Apabila dibandingkan kecelakaan yang terjadi setiap saat," katanya.
Terkait pembentukan tim kecil forum lalu lintas yang akan dibentuk oleh Pemkot Palembang, merupakan semacam FGD (forum group discusion). Yang akan membahas, pengaturan ulang jalur yang akan dilewati truk barang, bukan terkait perubahan jam.
"Angka kecelakaan malam memang tidak terlalu tinggi, namun bisa sekaligus banyak. Seperti di Jalan Kenten yang pernah memakan banyak korban karena kecelakaan yang terjadi di malam hari akibat rem blong. Jadi bukan pada jam yang menjadi masalah," katanya.