Bisnis.com, PEKANBARU -- Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menggandeng sejumlah non goverment organisation atau organisasi non pemerintah, untuk mendorong perkembangan tanaman kelapa sawit berkelanjutan.
Ketua Umum Apkasindo Anizar Simanjuntak mengatakan saat ini sudah banyak NGO yang melakukan program pendampingan kebun kelapa sawit berkelanjutan, salah satunya yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Riau.
"NGO memiliki peran serta dalam mengembangkan kebun sawit berkelanjutan, karena itu perlu duduk bersama untuk dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam mewujudkan hal tersebut," katanya saat membuka seminar nasional Kelapa Sawit di Pekanbaru, Senin (17/9/2018)
Dia mengakui selama ini banyak NGO yang terkesan sering mengkritisi kebun kelapa sawit. Namun sikap seperti itu dipandang perlu oleh pihaknya untuk mengawasi perkembangan kelapa sawit, sehingga diketahui mana yang sudah berjalan dengan baik, dan yang belum baik dapat diperbaiki.
Sementara itu Ketua Apkasindo Riau Gulat Manurung mengatakan tantangan lain yang saat ini dihadapi petani kelapa sawit misalnya tudingan miring bahwa petani sawit dituduh terlibat dalam degradasi lahan di Indonesia.
Lalu ada pula soal kapasitas pekebun, kelembagaan, lahan dan kawasan juga menjadi bahan perdebatan, terkait keberlanjutan budidaya kelapa sawit di Indonesia.
“Beragam tantangan ini semakin menyudutkan pekebun rakyat pada posisi tawar yang sangat rendah. Beragamnya dinamika dan interaksi yang terlibat dalam perkebunan rakyat menuntut kolaborasi dan sinergi aktif dari semua pihak yang terkait,” katanya.
Adapun beberapa NGO lingkungan yang diundang turut hadir dalam seminar nasional Apkasindo kali ini yaitu Yayasan Setara, SNV, WWF, WRI, Kehati, Inobu, Jikalahari, Scale Up, Walhi, IDH, Foksbi, Permadas, Fortasbi, dan Lira Rokan Hilir.