Bisnis.com, PEKANBARU -- Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau ingin agar penerapan harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang berjalan selama ini bisa berlaku untuk semua petani atau satu harga.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Apkasindo Riau Gulat Manurung mengatakan saat ini acuan harga TBS yang dirilis oleh Pemprov Riau melalui dinas perkebunan setiap pekan, hanya berlaku untuk petani mitra atau petani plasma.
"Kami ingin tidak ada lagi perbedaan harga jual sawit, yang berlaku dari harga acuan pemda saat ini itu cuma untuk petani plasma dan petani mitra pabrik, sedangkan kami yang benar-benar petani swadaya ini harganya jauh di bawah itu," katanya Kamis (26/7/2018).
Gulat menyebutkan bila harga jual TBS di tingkat acuan pemda di posisi Rp1.400 atau Rp1.300 per kilogram, harga jual TBS milik petani swadaya yang tidak ada kerjasama pabrik atau mitra perusahaan, berada di bawah Rp1.000 per kilogram.
Padahal dari data Apkasindo, jumlah petani swadaya ini jauh lebih banyak dibandingkan petani mitra atau petani plasma.
Data terakhir Apkasindo Riau menyatakan luas lahan kebun kelapa sawit di daerah itu mencapai 4,2 juta hektare, dengan porsi lahan sawit milik petani swadaya sekitar 46%, lahan petani plasma mencapai 7% dan sisanya lahan sawit BUMN, BUMD, dan swasta.
Baca Juga
"Jadi selama ini penetapan harga oleh pemda itu hanya dirasakan petani plasma dan petani mitra yang hanya 7% sedangkan kami yang 46% ini tidak mendapatkan harga jual yang sebagus itu," katanya.
Untuk mengupayakan penerapan satu harga, pihaknya melakukan focus group discussion (FGD) bersama berbagai pihak mulai dari pemda, akademisi, hingga pemerintah pusat, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS).