Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah daerah di Sumatra Selatan diminta untuk mendorong percepatan hilirisasi industri karet agar komoditas itu memiliki nilai tambah yang bisa menguntungkan bagi pelaku industri maupun petani karet.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara mengatakan peran pemda untuk mengembangkan industri hilir karet bisa berupa dukungan regulasi.
"Regulasi itu diperlukan untuk misalnya bekerjasama denhan perbankan supaya bisa memberi bantuan modal untuk industri hilir karet," katanya di sela kunjungan ke salah satu pabrik pengolah karet alam di Palembang, Senin (11/12/2017).
Menurut Ngakan, sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 pengembangan industri karet dapat digunakan untuk keperluan khusus antara lain di sektor kesehatan, otomotif dan elektronik.
"Pengembangan itu sangat membutuhkan sinergi yang baik antara pemerintah, peneliti dan pihak industri terkait," katanya.
Menurut dia Kemenperin melalui Baristand Industri Palembang (BIPA) mendukung percepatan peningkatan nilai tambah sumber daya alam dengan membantu menyiapkan SDM yang ahli dan kompeten di bidang industri dan meningkatkan penguasaan teknologi.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan kerjasama di bidang riset untuk industri seperti yang sudah dilakukan oleh BIPA
dengan salah satu industri alat kesehatan, yakni PT. Shima Prima Utama dalam industri pembuatan ban pejal (solid tyre) untuk kursi roda pasien.
Menurut dia, selain pemanfaatan hasil litbangyasa BIPA untuk pendirian pabrik solid tyre,fasilitas BIPA untuk mendukung jaminan mutu produk karet dapat juga dimanfaatkan.
"BIPA memiliki laboratorium uji karet yang dapat dimanfaatkan untuk pengujian kualitas barang jadi karet, selain itu BIPA juga memiliki lembaga sertifikasi produk dimana dapat membantu industri barang jadi karet untuk menghasilkan produk berkualitas yang ber SNI” ujar Kepala BIPA, Quri Siti Mirah.
Quri menambahkan pihaknua tidak hanya bekerja sama dengan industri di dalam kota Palembang, namun di wilayah lain seperti Muara Enim, Musi Rawas dan Jambi.
BIPA adalah unit pelayanan teknis dari Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian.
Selain bekerja sama dalam pembuatan solid tyre, optimasi pemanfaatan hasil litbang lainnya seperti industri kompon karet, karet otomotif, aspal karet dan ban vulkanisir juga diterapkan melalui skema kerja sama dengan industri.
Qori mengatakan karet sebagai bahan baku berbagai industri merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian di Indonesia.
Menurut data Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, produksi karet nasional pada tahun 2016 mencapai 3,15 juta ton.
Provinsi Sumatra Selatan merupakan daerah penghasil karet terbesar di Indonesia dengan jumlah produksi mencapai 946.000 ton.
"Hal ini membuat karet menjadi salah satu sumber daya lokal yang sangat berpotensi untuk ditingkatkan nilai tambahnya," ujarnya.