Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Budi Daya Jamur, Tumbuh Subur di Tangan Anak Medan

Siti Aisyah Siregar sukses kembangkan bisnis jamur tiram di Medan, dengan 100 mitra di Sumatra Utara dan Aceh, tawarkan bimbingan dan pemasaran.
Deretan baglog berisi bibit jamur tiram di salah satu kumbung mitra Central Jamur Medan/Delfi
Deretan baglog berisi bibit jamur tiram di salah satu kumbung mitra Central Jamur Medan/Delfi

Bisnis.com, JAKARTA - Puluhan ribu baglog, media tanam tempat bertumbuh bibit jamur tiram, tidak henti diproduksi para pekerja di dapur produksi Central Jamur Medan setiap bulan.

Media tanam berbentuk silinder berbungkus plastik yang berisi serbuk gergaji dan dedak itu nantinya akan dikirim ke berbagai daerah di Sumatra Utara hingga Aceh, menuju ke lokasi para pembudidaya jamur tiram mitra dari Central Jamur Medan.

Meski terbilang masih baru, bisnis pembuatan baglog jamur tiram yang digerakkan Siti Aisyah Siregar ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Medan dan sekitarnya. Perempuan berdarah asli Medan kelahiran tahun 1998 ini berhasil meyakinkan masyarakat untuk memulai bisnis mudah dan murah tapi menjanjikan dari segi pendapatan.

Berawal dari Rasa Bosan

Aisyah merupakan salah satu penggiat pramuka di Satuan Karya (Saka) Taruna Bumi Medan, gerakan pramuka yang bergerak di bidang pertanian. Jabatannya sebagai salah satu pengelola harian sekitar tahun 2018-2019 lalu menuntut Aisyah dan tim menghadirkan kegiatan-kegiatan baru dalam budidaya pertanian untuk mengasah kemampuan para anggota pramuka.

“Biasanya kegiatan kami di gerakan pramuka itu bercocok tanam bayam, atau, belajar hidroponik. Karena bosan dengan praktik yang itu-itu saja, mulailah tahun itu kami mencari-cari, budidaya apa yang bisa kami praktikkan,” kata Aisyah kepada Bisnis, Rabu (30/7/2025).

Aisyah mengatakan, dirinya dan tim lantas memutuskan untuk belajar membudidayakan jamur tiram yang disebut mudah, murah, tapi dapat menghasilkan cuan. Ilmu budidaya yang didapatkan dari dinas terkait inilah yang menjadi bekalnya memulai bisnis pembuatan baglog dari nol.

Diungkapkan Aisyah, bisnis Central Jamur Medan tak sepenuhnya ada dalam rencananya. Semua bermula dari sebuah lomba bisnis yang diikuti Aisyah dan tim dari Saka Taruna Bumi Medan, namun hingga kini tak jelas akhirnya.

Modal pribadi yang telah tertanam untuk mendirikan kumbung (bangunan/ rumah) tempat budidaya jamur dan membuat baglog, menguatkan niat Aisyah melanjutkan bisnis itu seorang diri.

“Biar kembali modalnya. Karena untuk ikut lomba itu, uang orang tua yang saya pakai sekitar Rp7 juta,” ujarnya sambil tertawa.

Kegigihan perempuan lulusan Pendidikan Matematika ini membuahkan hasil. Meski belum memiliki jejaring, Aisyah tak hilang akal untuk memperjualbelikan jamur-jamur yang telah tumbuh subur di kumbungnya.

Dia memanfaatkan media sosial untuk mendokumentasikan seluruh aktivitasnya dalam budidaya, hingga mendatangi satu per satu usaha di Medan yang sekiranya membutuhkan jamur tiram putih. Di tahun-tahun awal berdiri, Central Jamur Medan bahkan pernah mendapat pesanan hingga 10.000 ribu baglog dari salah satu yayasan di daerah Simalingkar.

1754145917_103f60d2-4b64-42de-aaa8-60b1eebc5f9e.
1754145917_103f60d2-4b64-42de-aaa8-60b1eebc5f9e.

Miliki Ratusan Mitra

Bisnis Central Jamur Medan tak kebal dari berbagai ujian. Aisyah mengatakan, di awal usahanya dia pernah ditipu oleh supplier bahan baku yang dia kenal dari media sosialSerbuk gergaji yang dia pesan 10 ton, hanya dikirim 2 ton oleh pelaku. “Saya tak bisa berbuat banyak karena nomor saya diblokir pelaku,” kenangnya.

Tak hanya itu, ribuan pesanan baglog yang dibuatnya bahkan pernah terkontaminasi hingga tak bisa digunakan, membuat dirinya rugi puluhan juta. Pengalaman demi pengalaman itu disebutnya menjadi pelajaran berharga agar lebih berhati-hati dan telaten dalam berbisnis.

Terbukti, dalam kurun waktu tiga tahun sejak resmi berdiri pada 2022, Central Jamur Medan kini telah memiliki 100 mitra yang tersebar dari Sumatra Utara hingga Aceh. Dalam sebulan, lanjutnya, dia bisa mendapat pesanan hingga 50 ribu baglog, dengan harga satuan mulai Rp3.500.

Dikatakan Aisyah, mitranya berasal dari berbagai latar belakang usia, pendidikan, hingga pekerjaan. Saat ini, telah banyak pula anak-anak muda yang tertarik dengan bisnis budidaya jamur tiram putih yang ditawarkan Central Jamur Medan.

“Kami menawarkan paket komplit. Tidak hanya menerima pemesanan baglog, kami juga memberi fasilitas tambahan seperti bimbingan budidaya gratis sampai mahir, membantu pemasaran mereka. Bahkan, hasil panen juga bisa kami tampung sepenuhnya,” jelas Aisyah.

Meski disebutnya sempat tak direstui keluarga besar, Central Jamur Medan kini menjadi salah satu UMKM yang ikut menggerakkan ekonomi lokal dengan membuka lapangan pekerjaan. Aisyah menyebut ada 12 pekerja yang kini membantunya di dapur produksi.

“Saya juga tengah ekspansi ke hilir dengan membuat olahan jamur crispy dengan memberdayakan ibu-ibu di sekitar rumah. Saya berharap ke depan bisa membuat semacam Agrowisata Jejamuran sehingga lapangan kerja yang terbuka semakin luas,” ujarnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro