Bisnis.com, JAKARTA – Korporasi tambang milik negara, PT Bukit Asam (Persero) Tbk., berencana melakukan investasi senilai US$600 juta untuk pembangunan 3 pembangkit listrik.
Direktur Keuangan Bukit Asam Orias Petrus Moedak mengatakan pembangkit listrik itu antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Banko Tengah Sumsel 8, PLTU Mulut Tambang Peranap dan PLTU Mulut Tambang Sumsel 6.
"Kami akan tandatangan PPA [power purchasing agreement/perjanjian jual beli listrik]," katanya, Kamis (19/10/2017).
Orias mengatakan pihaknya belum memutuskan sumber pendanaan untuk investasi tersebut. Menurutnya, bukan tidak mungkin perseroan akan menggalang dana dari pasar modal. Keputusan mengenai sumber pendanaan akan diambil setelah PPA ditandatangani.
Seperti diketahui, PLTU Sumsel 8 (Banko Tengah 2x600 MW) yang berada di Muara Enim, Sumatera Selatan itu akan dibangun oleh Bukit Asam bersama China Huadian. Pada Maret 2015, Bukit Asam melalui anak usahanya, PT Huadian Bukit Asam Power, telah menandatangani perjanjian pinjaman senilai US$1,2 miliar bersama Bank Ekspor Impor China (Cexim).
Selain itu, Bukit Asam juga akan membangun PLTU Mulut Tambang Peranap dengan kapasitas 2x300 MW di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, yang akan menyerap lebih dari 4 juta ton batubara dari tambang perseroan di Peranap.
Bukit Asam juga akan bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membangun PLTU berkapasitas 2x300 MW di Tanjung Enim yang akan memanfaatkan lebih dari 3 juta ton batubara per tahun dari tambang perseroan di Tanjung Enim.