Bisnis.com, PALEMBANG — Perkembangan nilai ekspor di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) sepanjang semester I/2025 mengalami pertumbuhan yang positif.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Moh Wahyu Yulianto menerangkan ekspor Sumsel naik sebesar 8,51% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
“Secara kumulatif Januari hingga Juni tahun ini ekspor Sumsel mencapai US$3.197,51 juta atau naik dibanding tahun sebelumnya,” katanya, dikutip pada Senin (4/8/2025).
Dia menjelaskan bahwa tren peningkatan ekspor Sumsel itu didorong oleh aktivitas ekspor nonmigas yang mencapai US$3.006,92 juta atau tumbuh 11,05%.
Adapun, rincian ekspor dari setiap sektor nonmigas di antaranya pertanian, kehutanan dan perikanan yang tercatat US$48,33 juta atau naik 103,11% dan industri pengolahan yang naik 20,30% dengan nilai US$1.750,43 juta.
“Namun untuk sektor pertambangannya mengalami penurunan 1,67% dan nilainya mencapai US$1.208,16 juta,” katanya.
Baca Juga
Secara lebih rinci untuk perkembangan ekspor dari komoditas nonmigas unggulan di Sumsel tercatat batu bara mengalami kontraksi sebesar 1,67%. Di lain sisi untuk komoditas karet dan barang dari karet mengalami peningkatan 25,69%, serta komoditas pulp dari kayu yang juga meningkat 10,41%.
Namun begitu, imbuhnya, ekspor Sumsel pada bulan Juni tercatat US$464,33 juta atau mengalami penurunan sebesar 25,81% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
“Penurunan itu disebabkan oleh merosotnya ekspor nonmigas maupun migas,” tutur Wahyu.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor tertinggi Sumsel dilakukan ke China yang mencapai US$1.206,00 juta dengan komoditas utama mencakup pulp dari kayu, batubara dan lignit, serta karet dan barang dari karet.
Kemudian, disusul negara lain yakni India US$318,49 juta dan ekspor nonmigas ke Vietnam US$251,09 juta.