Bisnis.com, MEDAN - Sebelum memberi kata sambutan dan membuka acara Sosialisasi Bahaya Narkoba, General Manager PT Pertamina (Persero) MOR 1 Erry Widiastono ternyata sudah mengobrol panjang lebar dengan Kepala BNN Sumatera Utara Brigjen Pol Andi Loedianto.
Topik pembicaraan pun tentu masih seputar peredaran Narkoba di Indonesia dan hal inilah yang kemudian membuat Erry tercengang dan diakuinya saat berbicara di depan para peserta sosialisasi.
Erry mengajak peserta untuk mengingat kembali peristiwa penangkapan para pelaku pemasok 1 ton Narkoba jenis shabu yang belum lama ini berhasil dilakukan kepolisian dan BNN. Penangkapan itu disinggungnya ke Brigjen Pol Andi Loedianto ketika mengobrol sebelum acara dimulai.
"Tapi barusan saya tanya lagi ke Pak Andi, ternyata yang masuk 250 ton. Luar biasa, bisa bapak ibu bayangkan, ngeri saya, merinding saya dengarnya, 250 ton itu tiap tahun," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Erry juga menyampaikan bahwa saat ini masyarakat Indonesia dihadapkan kepada situasi yang sangat mengkhawatirkan dengan semakin meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di tengah masyarakat, terutama generasi muda.
Tindak pidana Narkoba, menurutnya, telah bersifat transaksional yang dilakukan dengan modus operandi yang tinggi, teknologi yang canggih dan didukung oleh jaringan organisasi yang luas sehingga sudah sangat membahayakan kehidupan masyarakat.
Karena itu, lanjut dia, Pertamina MOR 1 telah mencanangkan Program Anti Narkoba sebagai komitmen nyata perusahaan dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan Narkoba.
Program ini selanjutnya akan digulirkan oleh perusahaan tidak hanya di Medan, tetapi juga di seluruh wilayah kerja MOR 1 yang meliputi Aceh, Sumut, Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau.
"Perusahaan tidak akan mentolerir pekerja yang menyalahgunakan Narkoba dan sudah jelas dicantumkan dalam perjanjian kerja bahwa sanksinya adalah PHK."
Karena itu juga, setelah sosialisasi diadakan dia akan membuat semacam pakta integritas antara dirinya dengan serikat pekerja serta kepada seluruh pekerja.
"Semua pekerja di sini harus membuat pakta integritas yang menjadi pegangan bersama untuk bersama-sama menghindari penggunaan Narkoba."
Pertamina MOR 1 sendiri menjadikan acara sosialisasi tersebut sebagai Kick Off Program Anti Narkoba untuk lingkungan Pertamina MOR 1 yang bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatra Utara.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BNN Sumut Brigjen Pol Andi Loedianto memaparkan diperlukannya kerja sama dan sinergitas antar unsur di masyarakat, mulai dari instansi pemerintah, BUMN, serta instansi terkait lain yang secara serentak mengkampanyekan Anti Narkoba.
"Tren pengguna narkoba terus meningkat, tak terkecuali usia muda. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan jika tidak dicegah sejak dini, salah satunya lewat sinergi sosialisasi bahaya narkoba," ujarnya.
Sosialisasi bahaya narkoba ini juga, lanjutnya, memberikan kesempatan bagi peserta untuk terlibat langsung dalam diskusi bersama mantan pengguna Narkoba, Ketua BNN Sumut serta dokter BNN yang menangani secara langsung para pengguna.
Sosialisasi merupakan salah satu upaya pencegahan sejak dini yang sangat dibutuhkan bagi pekerja muda karena kesadaran bahaya penyalahgunaan Narkoba harus diterapkan pada diri, sejak dini.