Bisnis.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengalami kegagalan dalam memenuhi target pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah pada 2016.
Anggota Badan Anggaran DPRD Sumut Nezar Djoeli mengakui bahwa secara umum kinerja keuangan Pemprov memang sudah berjalan cukup baik, dari sisi pendapatan maupun belanja.
"Namun masih ada catatan yang belum maksimal sebab masih banyak target yang belum terealisasi dengan baik," ujarnya, Jumat (4/8/2017).
Dia menjelaskan, terdapat kemajuan dan pencapaian realisasi pendapatan secara keseluruhan sebesar Rp10.440.618.930.410 dengan peningkatan lebih dari 3% dari 2015.
Begitu pun pada tiga pos sumber realisasi pendapatan, juga mengalami peningkatan. Pendapatan signifikan adalah pada kelompok transfer pusat, meski hal itu merupakan konsekuensi logis dari kebijakan pusat.
Adapun komponen PAD terus mengalami kemajuan dan menembus target. Pendapatan dari komponen ini senilai Rp4.954.833.100.869 atau 105,61% dari target.
Realisasinya mengalami kenaikan sebesar Rp70.952.481.560 atau 1,43 persen dari PAD pada 2015.
Namun, di antara realisasi tersebut masih ada sumber PAD yang tidak mencapai target pendapatan, yaitu pos pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah.
"Pos pendapatan ini hanya memperoleh Rp259.593.568.323 atau 76,72% dari target."
Selain itu, sumber pendapatan dari pajak daerah juga menurutnya belum mengalami kemajuan signifikan karena hanya naik 1,43%. Belanja langsung juga mengalami penurunan, di mana belanja modal hanya 28,07% dari target.
Begitu pun belanja modal peralatan dan mesin yang cuma sebesar 77,19% dan belanja modal aset tetap yang hanya menyentuh 25,39% dari target.