Bisnis.com, MEDAN - Pemerintah Kota Medan telah menetapkan target sasaran dari alokasi Sistem Penyediaan Air Minum regional Mebidang.
Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengungkapkan, Pemkot telah mengintegrasikan program pemerintah pusat, yakni kota tanpa kumuh (Kotaku) dengan program yang telah direncanakan Pemkot.
Program yang direncanakan Pemkot Medan tersebut adalah program lingkungan sehat permukiman, berupa hibah dan semi hibah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk penyediaan akses air minum dan sanitasi serta RLTH.
Guna mewujudkan hal tersebut, Wali Kota mengharapkan dukungan penuh dari Pemprov Sumut dalam hal realisasi sistem penyediaan air minum (SPAM) regional Mebidang (Medan, Binjai, Deliserdang) mengingat kotanya masih berada dalam kondisi defisit air.
Termasuk, dukungan penuh alokasi penyediaan air minum untuk kawasan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai bagian dari fungsi sosial sistem penyediaan air minum.
"Kami telah menargetkan bahwa 30% dari alokasi air minum dari SPAM Regional Mebidang akan digunakan untuk kawasan MBR dan Pemkot Medan siap untuk membangun sistem perpipaan sambungan rumah," jelasnya.
Hal itu dia ungkapkan di sela peletakan batu pertama pembangunan sarana air minum dan hibah sanitasi serta rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) di Jalan Sari Lingkungan V, Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor, Rabu (5/7/2017).
Pembangunan sarana air minum dan hibah sanitasi serta rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) itu merupakan bagian dari program sanitasi yang dilaksanakan USAID Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS) di Indonesia.