Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Sumut, Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian Menciut

Badan Pusat Statistik mencatat ada empat lapangan usaha yang pertumbuhannya di bawah 4,50% pada Triwulan I-2017.
Sejumlah buruh tani menanam padi di areal persawahan desa Lombang, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat/Antara
Sejumlah buruh tani menanam padi di areal persawahan desa Lombang, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat/Antara

Bisnis.com, MEDAN - Badan Pusat Statistik mencatat ada empat lapangan usaha yang pertumbuhannya di bawah 4,50% pada Triwulan I-2017.

Menurut Kepala BPS Sumut Syeeh Suhaimi, keempatnya, yakni jasa pendidikan yang hanya tumbuh 2,21%, pertanian, lehutanan dan perikanan 2,01%, serta administrasi Pemerintahan yang cuma tumbuh 0,95%.

Adapun pertumbuhan lapangan usaha terendah adalah jasa keuangan dan asuransi yang berada di angka -0,47%. Namun, yang menjadi sorotan BPS Sumut adalah lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.

"Di tanaman pangan, nampaknya pertumbuhannya kurang begitu tinggi. Kemudian, holtikultura yang semusim juga kurang begitu tinggi," ungkap Ateng Suhartono, Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut.

Sedangkan, pengadaan listrik dan gas merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 11,45% diikuti real estate 9,85%, serta informasi dan komunikasi 9,33%.

Sementara, bila dilihat dari pencipataan sumber pertumbuhan ekonomi Sumut triwulan I-2017, lapangan usaha industri pengolahan merupakan yang tertinggi, yakni sebesar 1,08%.

Dikuti perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor 0,84% serta sumber pertumbuhan ekonomi dari lapangan usaha konstruksi sebesar 0,63%. Bila dibandingkan terhadap triwulan IV-2016 (q-to-q), angka pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I-2017 pun hanya tumbuh 0,36%.

Dari catatan PDRB tahun dasar 2010, BPS menyebut, pertumbuhan quartal per quartal (q-to-q) Triwulan I Tahun 2012-2017 adalah 2,16% (2012), 2,06% (2013), 1,61% (2014), 1,77% (2015), 1,07% (2016) dan 0,36% (2017).

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yoseph Pencawan
Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper