Bisnis.com, MEDAN - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut ikut bersuara keras terkait dengan insiden penembakan warga oleh polisi di Lubuklinggau, Sumatra Selatan, pada 18 April 2017.
Amin Multazam Lubis, Koordinator Badan Pekerja KontraS Sumut menegaskan pihaknya mengecam keras penembakan mobil berisi satu keluarga yang disebutnya sebagai 'tragedi' oleh satuan polisi lalu lintas saat menggelar razia.
"Kejadian ini menambah catatan panjang arogansi dan penggunaan kekuatan berlebihan oleh instansi kepolisian terhadap masyarakat Sipil," ujarnya, Jumat (21/4/2017).
Berdasarkan data-data yang dihimpun KontraS Sumut, alasan polisi melakukan penembakan didasari atas tindakan pengendara mobil yang menerobos razia petugas.
Beberapa anggota Satuan Lalu lintas kemudian melakukan pengejaran dan mengambil tindakan dengan melepaskan tembakan terhadap mobil yang di tumpangi satu keluarga tersebut.
Tindakan itu menyebabkan Surini (55) meninggal dunia karena luka tembak pada beberapa bagian tubuhnya. Sementara korban lain, yakni Diki (29), Indra (32), Novianti (31), Dewi Arlina (35) dan Genta Wicaksono (3), mengalami luka tembak pada beberapa bagian tubuh.
KontraS Sumut, lanjut dia, meminta agar peristiwa tersebut harus diusut secara objektif dan transparan. Salah satunya yakni dengan mendorong dilakukan investigasi mendalam dengan melibatkan berbagai pihak seperti Komnasham maupun Kompolnas.
"Kepolisan harus berani menindak tegas personelnya jika memang lalai dan terbukti bersalah, bukan dengan menutupi kesalahan atau mencari ribuan pembenaran atas tindakan penembakan tersebut."
Selain itu, KontraS Sumut juga mendesak Kapolri melakukan evaluasi dan audit secara berkala terkait dengan penggunaan senjata api personel kepolisian.