Bisnis.com, MEDAN - Kementerian ESDM menyiapkan instrumen kebijakan untuk menekan biaya penggunaan LNG bagi pembangkit listrik di bawah kelolaan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan.
Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, biaya penggunaan LNG dilakukan dengan menyesuaikan harga gas yang dipasok oleh PLTG Belawan, bukan secara keseluruhan.
"Untuk transmisi distribusinya nanti di harga yang wajar aja, kapasitasnya berapa, dibagi dengan biaya investasinya, ketemu harga satuannya, nanti ditagihkan ke PLN," paparnya di sela kunjungan ke kawasan pembangkit di Pulau Naga Putri, Desa Pulau Sicanang, Kota Medan, Jumat (31/3/2017) petang.
Dengan skema itu, dia memproyeksikan harga LNG yang dipasok ke Belawan bisa turun 5%--10%. "Pasti turun, (jika) disesuaikan semua."
Dijelaskan, Kementerian ESDM tidak dapat mengintervensi terlalu dalam harga gas karena harus mengikuti guidance atau aturan yang berlaku. Namun, pihaknya juga mesti menjalankan arahan Presiden Joko Widodo bahwa produksi gas nasional diutamakan untuk pasokan energi primer bagi kelistrikan nasional.
Karena itu kebijakan penyesuaian dilakukan pada aspek teknis. Di mana dengan mempertimbangkan bahwa PLN juga membangun pembangkit-pembangkit PLTG atau PLTMG di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam maka nantinya regasifikasi yang ada di Arun digunakan untuk mereka sendiri.
Tidak dikirim lagi ke pembangkit Belawan sehingga harga gas bisa lebih efisien. Sedangkan mengenai utilitas pipa akan diatur kemudian dengan kebijakan yang berbeda.
"Makin banyak listrik yang dibangun, sistem kelistrikan nasional, pembangkit makin banyak, mudah-mudahan bagi pelanggan harganya makin terjangkau. Ini bukan ngomong murah atau mahal. Karena kalau listriknya banyak tapi enggak terjangkau, mau buat apa listriknya?"