Bisnis.com, MEDAN - International Palm Oil Exhibition (Inpalme) kembali digelar di Medan pada 22-24 Maret 2017 di Santika Dyandra Convention Centre. Penyelenggara menargetkan, rangkaian pameran industri sawit ini mampu meraup total transaksi US$5 juta.
Project Manager PT Hutan Gaya Indonesia Yanto Sutioso menyebutkan, selain Inpalme, ada pula pameran industri manufaktur Intraconnex dan International Palm Oil Conference (Inpoc).
Dia menjelaskan, Inpalme merupakan acara pameran dan seminar yang mengulas mengenai perkembangan industri kelapa sawit mulai hulu hingga hilir. Bahkan tidak hanya melibatkan pelaku industri di Indonesia, tapi juga negara-negara lainnya.
"Medan kembali menjadi tuan rumah, karena Sumut tidak hanya memiliki luas perkebunan kelapa sawit yang kedua terluas setelah Riau, tapi juga banyak industri pendukung di sini,” papar Yanto, Senin (20/3/2017).
Dia menambahkan, selain Inpalme dan Intraconnex serta Inpoc, ada pula networking night dan business matching. Networking night dan business matching akan diikuti oleh 45 perusahaan dari lima negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, China, dan India.
“Jumlah perusahaan yang kami undang untuk Inpalme 2017150 grup atau kurang lebih 1.500 perusahaan dari hulu ke hilir. Untuk Intraconnex, ada lebih dari 1.000 industri manufaktur. Yang terbaru, ada juga BPP [Business Product and Presentation]. Perusahaan berkesempatan mempromosikan produk mereka. Total akan ada 14 perusahaan yang ikut BPP,” tambah Yanto.
Untuk seminar atau Inpoc, akan mengangkat tema pemberdayaan kelapa sawit untuk penguatan ekonomi global, energi dan lingkungan. Adapun, saat ini, devisa nonmigas terbesar Indonesia masih berasal dari kelapa sawit. Pengolahannya pun bisa menghasilkan energi alternatif yakni biodiesel.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati pada Januari 2017 mencapai US$278,29 juta atau naik 25,08% secara year on year. Adapun, kontribusinya masih menduduki yang tertinggi yakni 39,32%.