Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Daging Sapi Ditaksir Masih Tinggi Sampai Tahun Depan

Pengusaha pemeliharaan dan penggemukan (feedlot) serta importir daging sapi di Sumatra Utara memperkirakan harga daging sapi bertahan tinggi hingga 2018, karena pasokan dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, serta harga beli daging sapi impor pun masih mahal.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, MEDAN - Pengusaha pemeliharaan dan penggemukan (feedlot) serta importir daging sapi di Sumatra Utara memperkirakan harga daging sapi bertahan tinggi hingga 2018, karena pasokan dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, serta harga beli daging sapi impor pun masih mahal.

Marketing Manager PT Juang Jaya Abdi Alam David Yasin menjelaskan saat ini rerata harga jual daging sapi segar kepada masyarakat Rp105.000 hingga Rp110.000 per kg tidak terbentuk akibat spekulasi.

“Harga jual itu terbentuk dari harga beli, kualitas sapi, persentase karkas, bonding, harga jual ikutan seperti daging cincang, tulang dan jeroan, serta rantai pasok. Di tingkat feedloter, kami membeli Rp43.500 per kg. Bahkan pada tahun lalu, harga beli sempat Rp49.508 per kg,” papar David, Selasa (14/3/2017).

Dia menjelaskan rerata harga daging sapi di Medan pada tahun lalu mencapai Rp108.400 per kg. Di Sumut Rp108.780 per kg. Sementara itu, di Indonesia Rp106.880 per kg. David menilai, kebijakan pemerintah terhadap rencana swasembada daging sapi hingga importasi tak konsisten dan tidak komprehensif.

“Misalnya, untuk daging sapi beku, masyarakat tidak begitu suka. Sementara itu, untuk importasi sapi siap potong, persebaran RPH [Rumah Potong Hewan] belum merata di kabupaten/kota. Fasilitas dan sarana penunjangnya kurang. Kemudian untuk batasan berat sapi impor. Seharusnya dibebaskan saja. Lalu kuota importasi. Ini kan justru rawan manipulasi,” tambah David.

Terkait dengan penyediaan fasilitas seperti RPH, penampungan dan rantai distribusi yang jelas, David menilai alokasi anggaran pemerintah tidak begitu besar. Dia memperhitungkan hanya Rp3 miliar per kabupaten/kota.  “Jadi kalau arah kebijakan tidak jelas, ya tidak akan komprehensif menurunkan harga daging sapi sampai tahun depan.”

David mengemukakan, berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi sapi di Indonesia memang meningkat rerata 3,2% dalam 10 tahun terakhir. Pada 2016, populasi sapi mencapai 15,49 juta ekor. Adapun, kebutuhan daging sapi pada tahun lalu telah mencapai 670.000 ton, sementara produksi daging sapi lokal hanya 440.000 ton. Pada tahun ini dan 2018, diprediksi kebutuhan daging sapi akan mencapai 686.000 ton.

Populasi sapi lokal terbanyak di Indonesia adalah di Jawa Timur 29,47%, diikuti Jawa Tengah 11,82% dan Sulawesi Selatan 7,63%. Gabungan provinsi produsen lainnya yakni NTB, NTT, Lampung, Sumut, Bali, Aceh, dan Jabar hanya rerata 5,85%. Pengusaha pengimpor sapi berbasis di Jabar 234.918 ekor, Banteng 106.785 ekor, Lampung 191.455 ekor, dan Sumut 42.777 ekor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper