Bisnis.com, PALEMBANG-- PT Pusri Palembang mengaku menghadapi krisis pasokan gas sehingga perusahaan harus memutar strategi agar produksi pupuk tetap dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Palembang, Listyawan Adi Pratisno mengatakan, sesuai kontrak gas yang dimiliki, kebutuhan pasokan gas PT Pusri Palembang saat ini sebesar 232 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feel per day/mmscfd).
“Hanya saja, sejak pertengahan Desember tahun lalu, kami mulai mengalami penurunan suplai,” kata dia, di usai melakukan pertemuan dengan Komisi VI DPR RI, di Aryaduta Hotel, Senin (27/2) petang.
Dia menjelaskan, pasokan gas ke PT Pusri sejauh ini disuplai oleh tiga perusahaan, yakni dari Pertamina EP sebesar 183 mmscfd, Medco 45 mmscfd, dan JOB Pertamina Talisman (OK) Ltd sebesar 9 mmscfd. Namun, saat ini kebutuhan yang didapat hanya sebesar 191 mmscfd, artinya ada defisit sekitar 41 mmscfd.
“Yah, kekurangan tersebut dikarenakan ada masalah teknis di Pertamina EP. Pihak Pertamina EP menyebutkan jika penurunan jumlah pasokan dikarenakan ada masalah pada kompresor mereka, kemudian juga dikarenakan mulai menurunnya pasokan dari sumur gas,” katanya.
Listyawan melanjutkan, akibat kekurang pasokan ini perusahaan terpaksa mengambil kebijakan untuk sementara waktu mematikan satu pabrik amoniak.
Hal tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan gas pabrik urea. Terlebih pabrik baru Pusri II-B saat ini sudah berjalan normal.
“Selain pabrik II-B, pasokan gas juga untuk mencukupi kebutuhan pabrik IB, III, dan IV. Meskipun cara tersebut juga belum bias membuat produksi berjalan optimal,” kata dia.
Untuk itu, pihaknya berharap agar pihak Pertamina EP dapat segera menyelesaikan permasalahan yang terjadi sehingga suplai gas dapat kembali berjalan normal sesuai dengan kontrak pembelian.
“Kalau komitmen dari Pertamina EP sendiri kondisi ini akan berlangsung sekitar tiga bulan, mereka [Pertamina EP] juga menyatakan tengah mengupayakan mendatangkan peralatan baru,” katanya.
Sementara itu, disinggung mengenai masih tingginya harga pupuk urea, Listyawan mengaku PT Pusri masih kesulitan bersaing dengan harga pupuk impor.
Penyebabnya dikarenakan harga gas yang masih terbilang tinggi yang menyebabkan biaya produksi yang harus ditanggung perusahaan juga besar.
“Terakhir penurunan gas dari pemerintah ha masih berada di angka sekitar US$6 per mmbtu. Kalau idealnya untuk dapat bersaing harga gas diturunkan hingga sekitar US$4 per mmbtu,” katanya.
Pusri Palembang Kekurangan Pasokan Gas
Bisnis.com, PALEMBANG-- PT Pusri Palembang mengaku menghadapi krisis pasokan gas sehingga perusahaan harus memutar strategi agar produksi pupuk tetap dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dinda Wulandari
Editor : News Editor
Topik
Konten Premium