Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riau Kurangi Ketergantungan Impor Bahan Pangan

PEKANBARU-- Pemerintah Provinsi Riau berupaya mengurangi ketergantungan impor bahan pangan dari provinsi tetangga dan Negara tetangga dengan mengoptimalkan produktivitas pertanian lokal.
Petani mengangkut jerami sisa panen di kawasan persawahan/JIBI - Rachman
Petani mengangkut jerami sisa panen di kawasan persawahan/JIBI - Rachman

PEKANBARU-- Pemerintah Provinsi Riau berupaya mengurangi ketergantungan impor bahan pangan dari provinsi tetangga dan Negara tetangga dengan mengoptimalkan produktivitas pertanian lokal. 

Kepala Dinas Perkebunan Ferry HC mengatakan Riau selalu menggantungkan bahan pangan dari luar daerah. Harga komoditas kerap mengalami spekulasi karena rantai distribusi yang panjang.

"Padahal, Riau berpotensi mengekspor bahan pangan. Tahun ini, Pemerintah akan menggencarkan penanaman komoditas bahan pangan untuk menghilangkan ketergantungan dari daerah tetangga dan untuk meningkatkan perekonomian," katanya, belum lama ini. 

Pemerintah dan Badan Pusat Statistik mencatat hampir semua komoditas bahan pokok di Riau diimpor dari Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jambi dan Malaysia. 

Salah satu komoditas tersebut adalah beras. Tahun ini, Riau akan meningkatkan produksi beras. Dinas Perkebunan mencatat Riau mengimpor 460.000 ton beras setiap tahunnya. Ferry mengatakan pihaknya akan memgurangi pasokan impor menjadi 400.000ton pada tahun ini. 

"Untuk menutupi kekurangan impor tersebut, Pemerintah akan mengoptimalkan pertanian lokal seperti di Pelalawan, Siak, Rokan Hilir dan Indragiri Hilir," katanya. 

Dua pekan lalu, Riau merayakan panen raya padi di2.000 hektare lahan pertanian di Kabupaten Pelalawan. Beberapa daerah sentra padi lainnya juga akan memasuki musim panen. Musim oanen diprediksi sesuai dengan jadwalnya karena selama ini petani tidak mengalami kendala dan bencana.  

Selain itu, Riau juga akan menggenjot produksi cabai merah. Bumbu pedas ini kerap menjadi pemicu inflasi di daerah tersebut. Terlebih, komoditas bumbu pedas ini kerap mengalami fluktuaksi harga. 

Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Kota Pekanbaru dan Bank Indonesia terus menggencarkan sosialiasi penanaman cabai di Rumah. Semenjak program itu berjalan, harga cabai merah kembali stabil di level Rp23.000 per kg. 

Sebelumnya, Menteri Pertanaian Amran Sulaiman akan menerapkan kombinasi penanaman jagung dengan perkebunan sawit dengan sistem tumpang sari. 

Petani sawit bisa mendapatkan pendapatan tambahan dari komoditas jagung yang telah dikembangkan terlebih dahulu. Untuk merealisasikan hal tersebut, dia berjanji siap membantu menyiapkan benih jagung dan peralatan ke Provinsi Riau dengan mengalokasikan dana APBN. 

Hal ini juga sejalan dengan program prioritas Kementerian Pertanian yang meningkatkan produksi dan ekspor ja gung. Menteri Amran berpendapat Riau bisa mengekspor beberapa komoditas bahan pangan, termasuk jagung. 

Dia setuju dengan pendapat Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang mengatakan Riau tidak perlu bergantung dengan daerah lain dan bisa menjadi sentra penanaman dan mengekspor bahan makanan. 

Ferry mengatakan Riau akan berupaya secara perlahan untuk meningkatkan produksi komoditas-komoditas tanaman pangannya agar diekspor ke Malaysia dan Singapura. Riau mempunyai keunggulan karena berdekatan dengan Malaysia dan Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper