Masih Ada Pedagang Jual Beras di Atas HET

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam masih menemukan pedagang yang menjual beras medium di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Pekerja mengisi beras kedalam karung di Gudang Bulog Divisi Regional Riau - Kepulauan Riau di Pekanbaru, Riau, Rabu (18/4/2018)./ANTARA-Rony Muharrman
Pekerja mengisi beras kedalam karung di Gudang Bulog Divisi Regional Riau - Kepulauan Riau di Pekanbaru, Riau, Rabu (18/4/2018)./ANTARA-Rony Muharrman

Bisnis.com, BATAM – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam masih menemukan pedagang yang menjual beras medium di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Padahal, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah melarang penjualan beras medium di atas HET sejak 16 April 2018.

“Kami masih menemukan ada saja pedagang yang menjual di atas HET,” ujar Kepala Disperindag Kota Batam Zarefriadi, Kamis (19/4).

Pihaknya bersama Bulog akan melakukan intervensi pasar untuk menekan harga beras medium agar sesuai dengan HET. Batam disebut telah mendapat kucuran beras medium dengan kualitas terbaik sebanyak 1.000 ton.

Dia mendorong masyarakat untuk membeli beras di lokasi operasi-operasi pasar yang dilakukan Buloga karena beras yang dijual lebih murah dan kualitasnya mendekati beras premium. Dengan demikian, harga beras di Batam diyakini bakal turun dengan perlahan karena pasar turut menyesuaikan. 

“Operasi Pasar sudah mulai dilakukan sejak Senin (16/4) kemarin,” jelas Zarefriadi.

Di sisi lain, Pemerintah Kota (Pemkot) Batam juga telah mengajukan permohonan agar Batam diizinkan melakukan Impor beras langsung dari Thailand di saat-saat kritis. Cara itu dianggap lebih efisien, mengingat lalu lintas barang dari negara penghasil beras seperti Thailand lebih dekat.

“Kalau persediaan cukup, Batam tak menginginkan impor. Ini seperti kebijakan impor terbatas di situasi krisis,” terangnya. 

Secara teknis, Kemendag boleh menunjuk lembaga mana saja yang melakukan impor terbatas, baik Bulog maupun lembaga lainnya. Dengan demikian, Batam bisa menutupi kebutuhan beras di masa-masa krisis dengan cepat.

“Pemkot tak meminta pekerjaannya. Pada prinsipnya, kami hanya tak ingin rakyat kesulitan mendapat beras, terutama di masa-masa tertentu,” lanjut Zarefriadi.

Adapun Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita sudah meminta Bulog untuk menyalurkan beras ke daerah-daerah yang tak memiliki stok beras medium. Langkah ini dilakukan agar harga beras medium tak lebih tinggi dari HET.

“Kalau tak punya stok beritahu kami, Bulog akan menyuplai. Tetapi, jika daerah tersebut merupakan produsen beras medium yang bisa dijual dengan harga tak melebihi HET, maka Bulog tak perlu turun,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper