Bisnis.com, PADANG - Badan Karantina Provinsi Sumatra Barat mencatat hingga triwulan I/2025 belum ada komoditas kelapa dari Ranah Minang yang diekspor.
Kepala Badan Karantina Sumbar Ibrahim mengatakan pada triwulan I/2025 ini yang dicatat yang melakukan ekspor itu untuk komoditas sarang burung tujuan ke Jepang, komoditas daging olahan sapi ke Malaysia, dan komoditas madu ke Jepang.
“Jumlah yang diekspor ke sejumlah negara itu juga tergolong masih sedikit, ada yang setengah kilogram hingga empat kilogram,” katanya, Senin (21/4/2025).
Melihat pada tahun-tahun lalu, dari data yang ada, Sumbar melakukan ekspor komoditas kelapa yakni berupa olahan kelapa seperti kelapa parut, santan, dan air kelapa. Namun hingga triwulan I/2025, tercatat belum ada ekspor.
Mengolah data tahun lalu, komoditas kelapa di Sumbar ini pernah diekspor ke berbagai negara seperti ke Amerika Serikat, Inggris, Belgia, dan Belanda.
Sementara itu, kondisi kelapa yang ada di Sumbar saat ini tengah mengalami kekurangan pasokan sehingga membuat harga kelapa menjadi naik.
Baca Juga
Keterangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumbar menyebutkan persoalan kelangkaan dan mahalnya harga kelapa diduga adanya pergerakan penjualan kelapa hasil panen di Ranah Minang dijual ke berbagai daerah di Indonesia.
Kepala Disperindag Sumbar Novrial mengatakan pihaknya memang tidak mencatat secara pasti terkait perdagangan kelapa dari Sumbar, namun ada pergerakan bahwa kelapa yang dipanen di Sumbar ini dijual hingga ke berbagai daerah, baik di wilayah Sumatra maupun yang ada di Pulau Jawa.
“Kami berwenang untuk datang perdagangan itu pangan atau bahan pokok. Untuk kelapa ini memang kami tidak punya data yang pasti. Tapi dari pantauan pergerakan penjualan, memang betul banyak kelapa Sumbar dijual ke luar daerah,” katanya.
Dia menyebutkan persoalan naiknya harga kelapa itu, Disperindag masih melakukan peninjauan di pasar-pasar. Namun dari keterangan sejumlah pedagang, pasokan kelapa yang masuk ke pasar lagi berkurang, dan tidak seperti biasanya.
“Kelangkaan ini kami menduga akibat dari banyaknya kelapa dari Sumbar yang malah banyak dijual ke luar daerah, sehingga membuat kebutuhan kelapa di dalam daerah jadi terganggu,” tegasnya.
Selain itu, Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar Ferdinal Asmin mengatakan produksi kelapa 80.046 ton per tahunnya. jumlah itu dinilai melebihi dari kebutuhan kelapa di dalam daerah namun harga kelapa hingga santan kelapa naik tidak terkendali.
Dari jumlah produksi itu, Kabupaten Padang Pariaman menjadi produksi kelapa terbanyak di Sumbar yang mencapai 39.233 ton per tahunnya, dan kemudian juga ada di Kabupaten Agam 8.265 ton per tahunnya, lalu di Kabupaten Kepulauan Mentawai 7.831 ton per tahunnya.
“Jadi seluruh kabupaten dan kota di Sumbar punya produksi kelapanya, baik yang kelapa tua maupun yang untuk kelapa muda. Daerah sentra nya ada di Kabupaten Padang Pariaman,” katanya.
Dia menyampaikan di Sumbar ini kebutuhan kelapa memang banyak untuk masakan, seperti rendang, gulai, dan sejumlah kuliner lainnya yang menggunakan bahan santan kelapa. Tapi meski banyak masakan yang menggunakan santan kelapa, dari produksi yang ada per tahun itu diperkirakan masih surplus dari kebutuhan.
Sementara terkait daerah sebaran kelapa yang banyak memang di kawasan pesisir pantai, dan kemudian di daerah dataran, seperti Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Pasaman, hingga di Kota Sawahlunto.
“Jadi soal kebutuhan kelapa ini, masing-masing kabupaten dan kota sudah ditopang produksi kelapanya,” sebut dia,
Hanya saja, ujar Ferdinal, persoalan kenaikan harga kelapa yang terjadi di Sumbar ini masih sulit diungkap secara pasti, karena melihat dari kebiasan masyarakat di pedesaan itu, bagi yang punya kebun kelapa, mereka tidak lagi membeli kelapa ke pasar.
Sementara bagi yang tidak punya kebun kelapa, banyak membeli ke pasar, dan kelapa yang dibeli sebagian besar merupakan hasil panen yang ada di daerah setempat tersebut.
“Misalnya kelapa hasil panen di Pesisir Selatan, maka kelapa yang dijual di pasar itu ya kelapa di daerah Pesisir Selatan itu sendiri,” ungkapnya.