Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitra KSO PKS Sungai Niru Mundur, PTPN I Regional 7 Cari Mitra Baru

Manajemen PTPN I Regional 7 meninjau PKS Sungai Niru, Kamis (13/3/2025), merespons masalah kerja sama operasional (KSO) yang tak kunjung mendapat solusi.
Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun didampingi SEVP Operation Wiyoso SEVP Business Support Bambang Agustian meninjau Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) Sungai Niru, Kamis (13/3/2025), merespons masalah kerja sama operasional (KSO) yang tak kunjung mendapat solusi./Istimewa
Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun didampingi SEVP Operation Wiyoso SEVP Business Support Bambang Agustian meninjau Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) Sungai Niru, Kamis (13/3/2025), merespons masalah kerja sama operasional (KSO) yang tak kunjung mendapat solusi./Istimewa

Bisnis.com, MUARA ENIM – Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun didampingi SEVP Operation Wiyoso SEVP Business Support Bambang Agustian meninjau Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) Sungai Niru, Kamis (13/3/2025), merespons masalah kerja sama operasional (KSO) yang tak kunjung mendapat solusi.

KSO Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sungai Niru milik PTPN I Regional 7 dengan PT Sri Rejeki Putra Mandiri itu mengalami stagnasi.

Pabrik yang berada di Desa Jumenang, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan itu berhenti beroperasi sejak Agustus 2023 sehingga sekitar 60 karyawan tidak beraktivitas tanpa kejelasan.

Diduga, penghentian operasional pabrik berkapasitas terpasang 30 ton per jam itu karena pihak mitra, yakni PT Sri Rejeki Putra Mandiri melakukan wanprestasi.

Untuk memastikan kondisi dan menemukan solusi, Tuhu Bangun membawa seluruh kepala bagian di kantor regional. Manajer Pabrik Sungai Niru Malik Royan dan semua karyawan menyambut kehadiran tim dari PTPN I Regional 7.

“Terus terang saya gemas melihat kondisi ini. Pabrik ditinggalkan begitu saja oleh mitra KSO. Karyawan juga dibiarkan begitu saja sehingga hampir tidak ada aktivitas selain bebersih. Bahkan, ada beberapa kewajiban normatif milik para pekerja yang tidak ditunaikan. Oleh karena itu, saya datang ke sini untuk memastikan pabrik ini masih bisa kita selamatkan. Saya berharap seluruh karyawan bersabar. Kami berupaya keras untuk menuntaskan sehingga ada jalan keluar,” kata Tuhu Bangun dalam keterangan pers.

Tuhu Bangun menceritakan, pabrik yang dibangun PTPN VII (sekarang PTPN I Regional 7) pada 1996 itu merupakan mandatori pemerintah untuk mengakomodasi proyek perkebunan inti rakyat (PIR) berupa kebun kalapa sawit di daerah Muara Enim.

Pada awal berdiri dan berproduksi, simbiosis mutualisme antara petani PIR dengan PTPN sangat saling menguntungkan. Dengan skema pembiayaan dan pembayaran yang disepakati, seluruh hasil panen tandan buah segar (TBS) dari petani dibeli PTPN dan diolah di pabrik ini.

Namun, prospek bisnis komoditas kelapa sawit di daerah ini yang cukup baik mengundang banyak investor mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit, meskipun tidak memiliki kebun.

Seiring waktu, banyak plasma atau peserta kemitraan secara ilegal menjual TBS ke luar. Hal ini juga memicu persaingan harga yang kurang kondusif.

“Terakhir, saat itu kinerja PTPN VII (sekarang PTPN I Regional 7) sedang kurang baik, maka pabrik ini kita KSO-kan. Tetapi, rupanya mitra KSO kami ini juga kesulitan bersaing. Sayangnya, mereka tinggalkan gelanggang begitu saja. Ada banyak kewajiban yang tertuang dalam perjanjian yang disahkan di depan notaris tidak dipenuhi. Akibatnya, ya begini. Kami sangat kecewa dan harus melakukan beberapa langkah terukur untuk mengatasi,” terang Tuhu Bangun.

Ditanya tentang upaya apa yang akan ditempuh, Tuhu Bangun menyatakan sedang merumuskan bersama tim. Yang pasti, kata dia, keputusan harus segera diambil untuk menyelamatkan aset dan tenaga kerja yang masih menggantungkan harapan kepada perusahaan.

“Kami datang ke sini untuk memastikan data dan fakta. Dari data, dokumentasi, dan fakta ini kemudian segera dirumuskan langkah terukur yang harus segera dilakukan. Ini harus dikaji secara komprehensif dan simultan karena ada aspek legal formal yang harus dipertimbangkan dengan matang. Yang jelas, unsur wanprestasi dari mitra kami itu sudah terpenuhi,” kata dia.

Mencari Mitra KSO Baru

Adanya dinamika bisnis yang terjadi saat itu, PT Sri Rejeki Putra Mandiri mengundurkan diri dari mitra KSO. Pasca mundurnya mitra, manajemen PTPN I Regional 7 membuka peluang bagi mitra baru. Sebab, potensi bahan baku TBS dari mitra petani plasma sekitar PKS masih cukup besar dan merawat hubungan baik dengan PTPN I Regional 7.

Di sisi internal, saat meninjau beberapa stasiun olah pabrik itu, Tuhu Bangun mengaku kecewa. Ia menyayangkan manajemen Pabrik Sungai Niru tidak intensif dan terkesan tidak peduli dengan kondisi pabrik yang terlihat tidak dirawat.

Beberapa aspek teknis tentang pemeliharaan pabrik, kata dia, sangat krusial untuk dilakukan secara rigid. Karat alias korosi dari peranti logam yang tidak dimanfaatkan atau dioperasikan jauh lebih cepat dibandingkan jika dijalankan.

“Barang logam, meskipun terbuat dari baja paling baguspun, jika dibiarkan dan tidak mendapat perawatan dan tidak dioperasikan pasti akan lebih cepat rusak. Coba perhatikan semua stasiun-stasiun olah yang ada ini. Dia dimakan korosi dan berkarat sehingga bocor di mana-mana. Saya instruksikan, mulai besok semua karyawan bekerja merawat pabrik ini. Kami Board of Regional Management [BRM] terus mencarikan mitra baru yang lebih baik,” kata dia.

Ia juga meminta lingkungan pabrik untuk dijaga kebersihan dan keindahannya. Ia mengibaratkan, saat ini pabrik ini sedang mencari pasangan. Untuk menarik pihak yang akan meminang untuk bermitra, kata dia, tidak mungkin tampil seadanya, bahkan berkarat, bocor, kotor di mana-mana, dan tidak bisa dioperasikan.

“Ibarat anak gadis, kalau mau menarik cinta dari seorang jejaka yang akan meminang, ya harus bersolek. Ini juga harus begitu. Dalam waktu dekat, akan ada mitra yang akan berkunjung meninjau pabrik ini. Jadi saya beri akhir bulan ini kondisi pabrik dan lingkungan harus lebih rapi dan bersih,” tegasnya.

Sementara itu, SEVP Operation Wiyoso meminta tenaga kerja yang saat ini tidak bekerja karena pabrik berhenti olah, untuk bersama-sama merawat pabrik secara keseluruhan. Pada kondisi seperti ini, kata dia, belum diperlukan stratifikasi jabatan, golongan, maupun spesialisasi keahlian.

“Semua dan bersama-sama harus bahu-membahu memperbaiki ini. Gotong royong saja di semua lini yang harus dibereskan. Kepada Pak Manajer, tolong dibikin jadwal dan tata kerja sesuai kebutuhan saat ini. Kalau yang urgen saat ini adalah pembersihan mesin, ya semua kerahkan. Spesialisasi hanya berlaku ketika operasional pabrik sudah normal,” kata Wiyoso.

Dukungan lain disampaikan SEVP Business Support Bambang Agustian. Ia mengatakan, semua karyawan harus menjadi bagian dari penyelamatan aset ini. Sebab, kata SEVP yang akrab disapa Bagus ini, masa depan pekerja berada di tangan pekerja itu sendiri.

“Setiap karyawan harus bertanggung jawab atas masalah ini. Kondisi ini bisa mendapat solusi jika Bapak-Ibu mau dan ikhlas untuk melakukan perbaikan. Jika tidak, kami juga tidak bisa berbuat banyak,” kata dia.

Merespons arahan BRM, Manajer PKS Sungai Niru Malik Royan mengakui kesalahannya. Di hadapan semua karyawan yang hadir, dia berjanji dan mengerahkan seluruh karyawan dalam mewujudkan keinginan bersama.

“Saya atas nama manajemen PKS Sungai Niru mengakui kesalahan dan minta maaf kepada manajemen. Kami juga menyampaikan terima kasih atas beberapa upaya dan solusi dari BRM untuk pabrik ini. Di hadapan bapak-bapak semua, saya berjanji untuk menjalankan apa yang menjadi arahan dari BRM,” kata dia dengan nada menyesal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor : Herdiyan

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper