Bisnis.com, PEKANBARU– Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Aminuddin Ma’ruf, mengunjungi Wilayah Kerja (WK) Rokan yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Pada kunjungan kerja tersebut, Wamen meninjau langsung operasional di fasilitas Digital & Innovation Center (DICE) milik PHR dan menerima paparan mengenai upaya perusahaan dalam menjaga stabilitas produksi migas nasional.
Aminuddin menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan produksi Blok Rokan sebagai salah satu andalan dalam ketahanan energi nasional.
“Blok Rokan ini adalah simbol nasionalisasi bersama Freeport yang sering disampaikan Presiden Jokowi. Saya titip agar blok ini terus dijaga baik dari sisi produksi maupun kepercayaan pemerintah kepada Pertamina,” ujarnya Sabtu (30/11/2024).
Wamen BUMN juga menyatakan komitmen pemerintah untuk mendukung pengelolaan Blok Rokan, khususnya dalam mengatasi tantangan yang dihadapi, termasuk isu terkait pertanahan.
“Menteri ATR/BPN sudah menyampaikan bahwa untuk BUMN yang memiliki isu pengadaan lahan, pemerintah siap membantu. Jika ada masalah, silakan hubungi saya,” ungkapnya.
Baca Juga
Wiko Migantoro, Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menyambut kunjungan Wamen sebagai wujud dukungan nyata pemerintah.
“WK Rokan adalah blok terbesar dengan sejarah panjang sejak alih kelola. Kami bangga atas kunjungan ini, yang menjadi semangat bagi para perwira PHR untuk terus memberikan kontribusi maksimal,” kata Wiko.
Direktur Utama PHR, Ruby Mulyawan, memaparkan capaian perusahaan dalam mengelola WK Rokan.
“Sejak alih kelola pada 2021, PHR telah berhasil mempertahankan dan meningkatkan produksi migas. Kami juga terus memperkuat aspek keselamatan demi memastikan operasi yang andal,” jelas Ruby.
WK Rokan, dengan luas 6.200 km² yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Riau, merupakan salah satu wilayah kerja strategis nasional. Blok ini memproduksi seperempat dari total minyak mentah nasional dan sepertiga dari produksi Pertamina, menjadikannya elemen kunci dalam mendukung ketahanan energi.
Selain itu, PHR juga berkomitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui program di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan lingkungan.
Adapun PHR akan mengelola Blok Rokan hingga 2041, setelah sukses mengambil alih dari operator sebelumnya pada Agustus 2021. Dengan 80 lapangan aktif, 11.300 sumur, dan 35 stasiun pengumpul, Blok Rokan tetap menjadi tulang punggung produksi migas nasional.