Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Beras dan Cabai Merah Jadi Sumber Inflasi Kepri

Kenaikan harga beras dan cabai merah memicu kenaikan tipis inflasi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) per September 2024.
Ilustrasi buah-buahan dan sayur. Harga pangan menjadi salah satu komponen inflasi di berbagai daerah. / Dok. Relex
Ilustrasi buah-buahan dan sayur. Harga pangan menjadi salah satu komponen inflasi di berbagai daerah. / Dok. Relex

Bisnis.com, BATAM — Kenaikan harga beras dan cabai merah memicu kenaikan tipis inflasi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) per September 2024. Peningkatan harga beras yang mencapai 8,05% serta harga cabai merah sebesar 2,51% menjadi kontributor utama dari kelompok volatile food.

Kepala BPS Kepri Margeretha Ari Anggorowati mengatakan bahwa inflasi tahunan sebesar 2,53% ini dipengaruhi oleh beberapa kelompok pengeluaran utama yang mengalami kenaikan harga, terutama pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mencatat inflasi tertinggi sebesar 3,46% (year on year/YoY). 

"Selain cabai merah dan beras, beberapa komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai hijau justru mengalami deflasi, mencerminkan kondisi pasokan yang lebih baik dibandingkan komoditas lainnya," katanya di Batam, Kamis (3/10/2024).

Dia menegaskan inflasi masih berada dalam rentang target inflasi nasional, dan menunjukkan perekonomian yang stabil.

"Inflasi 2,53% ini bersumber dari kota utama di Kepri, yakni Batam dan Tanjungpinang. Kenaikan tipis sebesar 0,14% dari Agustus 2024 ini menandakan kestabilan harga yang terjaga dari bulan ke bulan," ungkapnya.

Berdasarkan dara BPS, Batam menjadi daerah dengan tingkat inflasi tahunan tertinggi di Provinsi Kepri pada September 2024, mencapai 2,76% (YoY). Inflasi bulanan di Batam juga cukup stabil dengan kenaikan 0,18% dibandingkan bulan sebelumnya, menunjukkan bahwa permintaan barang dan jasa di kota ini masih dalam kendali.

Adapun, Indeks Harga Konsumen (IHK) Batam berada di angka 106,66, yang menunjukkan daya beli masyarakat yang cukup baik. 

Di sisi lain, Kota Tanjungpinang justru mengalami penurunan harga pada bulan September dengan inflasi bulanan sebesar -0,05% (month to month/MtM), menempatkan tingkat inflasi tahunan kota ini pada posisi 1,36% (YoY). Nilai IHK di Tanjungpinang sendiri tercatat sebesar 104,74, lebih rendah dibandingkan Batam, mencerminkan dinamika ekonomi yang berbeda antara kedua kota utama di Kepri ini. 

Sementara itu, Kabupaten Karimun juga menunjukkan tren inflasi yang stabil dengan inflasi bulanan sebesar 0,02% dan tahunan sebesar 2,04%. Dengan IHK yang berada di posisi 105,50, Karimun menampilkan pola perkembangan harga yang relatif stabil, menunjukkan bahwa kebijakan distribusi bahan pokok di wilayah ini cukup efektif.

Komponen Inflasi September 2024 Kepulauan Riau

Selain volatile food, sektor transportasi juga memberikan pengaruh signifikan terhadap inflasi umum dengan kenaikan sebesar 3,39% (YoY), yang didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara yang mencapai 11,58% dan memberikan andil sebesar 0,18% pada inflasi keseluruhan.

Di sisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat inflasi tertinggi kedua setelah kelompok makanan, dengan kenaikan harga sebesar 7,5% (YoY). Produk-produk perawatan pribadi seperti kosmetik, serta tarif jasa kecantikan, menjadi pendorong utama inflasi di kelompok ini, yang mencerminkan peningkatan permintaan akan produk-produk non-esensial di kalangan masyarakat Kepri. 

Namun, tidak semua sektor mengalami kenaikan harga. Kelompok pendidikan, misalnya, justru mencatatkan deflasi sebesar 1,92%, dipengaruhi oleh penurunan biaya pendidikan dan perlengkapan sekolah yang cukup signifikan.

Di luar sektor-sektor tersebut, beberapa komoditas yang memberikan kontribusi besar terhadap inflasi bulan September antara lain adalah emas perhiasan, yang mengalami lonjakan harga hingga 37,45% dan memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,39%. 

Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, Adi Prihantara mengatakan pengendalian inflasi bisa dilakukan dengan kerja sama antara stakeholder terkait, seperti Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, Bank Indonesia, dan lainnya.

"Dengan inflasi yang terkendali dan perekonomian yang stabil, diharapkan Kepri dapat terus menjaga tren positif ini hingga akhir tahun 2024. Pemerintah daerah juga akan terus memantau perkembangan harga dan melakukan langkah-langkah antisipatif agar inflasi tetap terkendali, serta menjaga kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan ekonomi yang tepat sasaran," pungkasnya. (K65)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper